Tuesday, February 28, 2012

Solvil et TitusTriple Date Automatic

Saat saya berjalan-jalan di sebuah pertokoan yang sangat besar di negara tetangga, saya menyempatkan mampir di sebuah toko jam yang menjual banyak sekali varian merek. Ketika sampai di konter jam merk Titus, mata saya langsung tertumbuk pada sebuah jam Titus yang menurut saya desainnya sangat klasik dan cantik. Seketika itu juga saya meminta pramuniaga untuk mengambilnya untuk saya. Sepintas, jam ini saya kira adalah sebuah jam chronograph karena desain 2 tombol serupa tombol Chronograph yang ada di sisi kanan casing.bSetelah diperhatikan dengan seksama, ternyata Titus ini adalah sebuah jam triple date yang memiliki feature penunjuk Hari, Tanggal dan Bulan. Selain itu, Titus ini juga memiliki penunjuk 24 jam yang terletak di sub register bawah.

Sedikit sejarah tentang merk Solvil et Titus, saat ini merek Titus dimiliki oleh taipan Hong Kong bernama Joseph Wong, yang membeli hak merek Titus untuk pasar Asia pada akhir tahun 70-an. Merek Titus sendiri adalah sebuah merek tua yang pertama kali didirikan pada tahun 1887 oleh Paul Ditisheim. nama Solvil et Titus sendiri merupakan gabungan dari kata Solvil yang merupakan kependekan dari kata Sonvilier, merupakan tempat dimana jam ini dibuat dan kata Titus yang merupakan nama Kaisar Roma.

Pada tahun 70-an, Titus melakukan ekspansi ke Asia dengan memproduksi begitu banyak tipe jam di daerah ini. Masa keemasan Titus di Asia sebenarnya dimulai pada akhir tahun 80-an ketika Titus melakukan kampanye produk dengan menggunakan Drama TV romantis sebagai media-nya..'Time is Love'. ternyata cara promosi seperti ini berhasil mengangkat nama Titus sebagai salah satu brand yang digemari untuk kawasan Asia.

Mari kita lihat lebih detail jam Titus ini. Dengan diameter sekitar 41mm, jam ini memang terlihat besar terutama karena tidak adanya bezel yang lebar seperti jam sport chronograph (karena ini memang bukan jam chronograph). Material casing terbuat dari stainless steel dan mika sebagai penutup dial. Sedangkan untuk penutup caseback menggunakan sapphire crystal. Dial berwarna silver dengan desain indeks dan sub register yang sederhana dan menggunakan warna hitam. Secara komposisi, dial terlihat sangat simetris. Kesan klasik, dan ini yang membuat saya suka, adalah penggunaan jarum jam dan menit yang berbentuk pedang (dauphine hands), sama dengan desain jam-jam produksi tahun 50-an. Untuk mengurangi biaya produksi, Titus menggunakan cara stempel (cap) untuk label nama merek dan indeks sub register.

Untuk movement saya belum bisa pastikan mengambil movement complicated produksi siapa. Tebakan saya sih jam ini menggunakan movement dari jepang atau China, karena produksi jam ini ada di Hong Kong. Penyelidikan saya terkait movement belum terlalu dalam untuk jam ini. Waktu saya coba memutar crown untuk mengisi tenaga ternyata bisa, jadi kemungkinan jam ini menggunakan asian cloning dari mesin ETA yang memiliki feature triple date. Finishing movement? sangat sederhana dan tidak terlihat berkilat dan menarik seperti halnya movement produksi Swiss. Selama beberapa hari saya memakai jam ini, tingkat akurasi masih bagus, mungkin karena masih baru.

Awalnya, jam ini menggunakan strap Titus dengan pola crocodile berwarna hitam. Tapi saya kurang suka dengan desain dan kualitas kulit imitasinya karena kualitas tidak bagus. Karena itu saya ganti dengan strap crocodile berwarna coklat yang di desain untuk jam Rolex dan ternyata menjadi lebih cantik dan klasik. Kalau dipakai, sepintas jam ini terlihat seperti jam Swiss chronograph yang mahal. beberapa teman malah mengira bahwa ini adalah sebuah Omega chronograph. Menurut saya, antara harga dan kualitas produk masih seimbang. Karena dengan feature yang sama, apabila kita membeli jam produksi Swiss harganya akan bisa berlipat belasan sampai puluhan kali lipat.

Friday, February 17, 2012

TAG HEUER Monaco

Saya bukanlah penggemar berat dari brand TAG HEUER tapi ada beberapa tipe jam brand ini yang saya sukai, salah satunya adalah Monaco Re-edition ini. Dalam buku 'Cult Watches' karangan Michael Balfour, Monaco merupakan salah satu jam yang desainnya menjadi icon untuk jamannya. Pertama kali diproduksi oleh HEUER pada tahun 1969 dan merupakan jam chronograph berbentuk kotak pertama dan water resistant yang pertama di dunia dan juga jam tangan chronograph pertama yang menggunakan chronomatic movement dengan microrotor. Heuer memproduksi Monaco untuk menghormati Grand Prix Monaco yang salah satu sponsornya adalah heuer. Sejak pertama kali muncul dalam katalog Heuer tahun 1969, jam ini langsung memikat hati banyak pecinta jam karena desainnya yang unik dan warnanya yang eye catching.

Keunikan dan daya tarik ini ternyata membuat Steve Mc Queen memakainya pada saat pengambilan film 'Le Mans' pada tahun 1971 (gambar diatas). Pada film ini Steve juga terlihat mengenakan jam koleksi dia yang lain yaitu Rolex Submariner 5513. Sejak penampilan Heuer Monaco di film Le Mans, kepopuleran Monaco semakin meningkat. Monaco pertama yang menggunakan legendary Movement Cal.11 diganti dengan Cal.11-i beberapa bulan kemudian dan akhirnya pada tahun 1971, Heuer mengganti movement Cal.11 dengan Cal.12.

Monaco akhirnya berhenti diproduksi pada tahun 1975, sampai akhirnya pada tahun 1997 setelah Heuer diakuisisi oleh Tag Group, kembali membuat versi Re-edition dari Monaco. Keputusan ini didasarkan pada keinginan penggemar berat Heuer untuk kembali memproduksi tipe-tipe klasik mereka seperti Monaco, carrera dan Monza.

Monaco generasi modern ini sedikit lebih besar dari versi klasiknya. Monaco baru memiliki dimensi 39mm, lebih besar 1mm dari versi lamanya, namun tetap nyaman dipakai. Warna dial biru dan sub register putih tetap dipertahankan karena merupakan ciri khas Monaco, walau Tag Heuer juga mengeluarkan versi warna dial hitam juga. Monaco yang saya beli ini merupakan varian CW 2113 yang menggunakan bracelet (rantai). Alasan kenapa saya memilih untuk membeli varian ini adalah karena supaya saya bisa mengganti variasi penampilan Monaco dengan 2 variasi: rantai dan strap kulit.

Saat ini Monaco saya padu padankan dengan crocodile strap berwarna coklat dengan pola yang sangat bagus dan kualitas kulit yang juga sangat bagus dan juga rapi. Strap memiliki ukuran lugs 22mm. Strap ini saya beli dari sebuah produsen strap untuk brand-brand besar, karena itu tidak heran kalau kualitas kulit dan buatannya sangat bagus, mirip dengan strap croco untuk Breitling.

Monaco modern menggunakan movement Cal.17 yang merupakan ETA base movement cal.2892 yang ditambah modul chronograph dari Dubois depraz. ETA 2892 merupakan salah satu cal ETA yang banyak dipakai oleh banyak Swiss brand karena memang tangguh dan akurat.

Saat dipakai jam ini menarik perhatian karena warna dan bentuknya. Saya sih sebetulnya ingin menyimpan Monaco versi Re-edition yang diproduksi tahun 1997, tapi saya tidak pernah melihat ada yang menjualnya di Indonesia. jadi sambil menunggu, keinginan saya terobati dengan memakai Monaco Modern ini...

Saturday, February 11, 2012

MOVADO Sport Edition (SE) Extreme

SEKELUMIT SEJARAH 'The Museum Watch'

Mendengar brand MOVADO, sebagian besar orang yang menggemari dunia horologi selalu mengaitkan nya dengan sebuah jam yang memiliki desain paling sederhana sekaligus klasik. Tipe itu adalah 'Museum Watch' yang memiliki ciri ada bulatan besar di posisi angka 12, memiliki dial hitam dan hanya memiliki penunjuk jarum jam dan menit.

Desain Movado itu dirancang oleh seorang industrial designer Amerika kelahiran Russiam Nathan George Horwitt, pada tahun 1947. Pada saat awal desain ini diperkenalkan, banyak muncul kritikan dari masyarakat yang menganggap bahwa desain dial ini bukanlah untuk sebuah jam karena sangat tidak informatif dan terlalu steril. Horwitt menjelaskan filosofi dari desainnya terkait dengan bulatan besar di posisi angka 12 sebagai simbolisasi Matahari, sebagai pusat dari pengukuran waktu. "For us, time is not a sequence of numbers; rather, it is the result of the position of the Sun in relation to the rotation of the Earth", begitu Horwitt menjelaskan filosofinya. Kalau melihat desain Horwitt ini, konsep desainnya sangat terpengaruh oleh aliran Bauhaus di Jerman yang lebih mengutamakan prinsip "Less is More".

Selama hampir 15 tahun, Horwitt tidak bisa menemukan seseorang atau perusahaan yang tertarik dengan desainnya. Sampai akhirnya, pada tahun 1960 Museum of the modern Art di New York bersedia untuk memamerkan desain Horwitt beserta prototype jam yang sudah menggunakan desain dial itu. Dari sinilah sebutan "The Museum Watch" muncul, karena memang pemilik pertama paten desain ini adalah Museum seni di New York. Tidak lama kemudian, sebuah perusahaan jam dari Swiss bernama MOVADO membeli desain dan hak paten desain Horwitt ini dan memproduksinya secara massal. Desain 'The museum watch' ini diakui sebagai salah satu desain industri yang paling berhasil dan menjadi iconic sampai sekarang. Bahkan Movado sebagai pembeli desain tersebut selalu diidentikkan dengan desain sederhana ini.


MOVADO Sport Edition Extreme

Movado yang saya beli dari seorang teman dekat ini merupakan 'improvisai' desain klasik dengan tuntutan modernisasi desain. Salah satu hal yang tidak pernah berubah adalah desain dial yang sudah melegenda, dengan hanya 2 buah jarum dan bulatan besar. Awalnya saya melihat desain jam ini agak 'aneh' dan terkesan dipaksakan agar tampil up to date dan modern. Menurut saya kata 'Extreme' ditujukan pada penampilan jam yang bongsor dengan diameter 44,5mm, tebal 11mm dan berat total 193 gram. Ketika saya perhatikan dengan seksama dan beberpa kali pakai, saya mulai melihat beberapa detail jam ini yang menarik untuk dibahas.

Penampilan keseluruhan jam ini dibuat dalam 2 jenis finishing yaitu Polished dan brushed steel. Untuk menjaga 'keseimbangan' dial, jarum jam dan menit dibuat lebih lebar dan sepintas mirip gold hands-nya Panerai. Bezel sekeliling dial dibuat dengan finishing brushed agar secara visual tidak terlalu mengkilat yang bisa menghilangkan kesan maskulin. Polished finish dilakukan untuk dot (lingkaran) yang berada di dalam dial (posisi angka 12) dan 4 buah yang ditempelkan pada bezel. Crown protector dibuat dengan sederhana dan dimensi yang pas dengan proporsi keseluruhan casing.

SE Extreme menggunakan system integrated bracelet sehingga tidak memungkinkan bagi pemakai untuk mengganti dengan strap kulit, kecuali kita membeli strap rubber yang memang disediakan Movado khusus untuk tipe ini. Seperti halnya pada desain caing, untuk bracelet ini juga menggunakan 2 jenis finishing. Polished untuk bracelet bagian tengah dan tepinya brushed finish. Rantai di desain dengan kokoh dan lebar yang seimbang dengan diameter casing, sehingga secara visual terlihat proporsional.

Konsep desain casing adalah 'sandwich'. kalau diperhatikan dari samping, seolah casing dibuat dari 3 bagian yang berbeda, atas-tengah-bawah, dengan finishing yang berbeda, dan terlihat seperti sandwich. dua buah screw besar diletakkan di sisi kedua lugs dan desain ini diteruskan untuk desain pin untuk setiap link rantai. kalau lihat gambar di bawah bisa temukan desain bezel yang tidak siku tapi bersudut dan juga dengan finishing yang berbeda. Dari sisi visual, finishing seperti ini menarik karena jam menjadi terlihat lebih "3 dimensi" dan tidak monoton apabila dibuat dalam 1 jenis finishing.


Movement jam menggunakan automatic movement dari ETA cal.2824-2 yang merupakan high beat 28,800 bph yang memiliki 25 jewels dan power reserve 39 jam. Movement ini memiliki customized rotor yang dibuat khusus untuk membuat logo M berwarna merah, dan bisa dilihat melalui caseback transparant yang terbuat dari sapphire crystal.

Dengan desain yang sangat sederhana, jam ini tidak nampak sederhana ketika dipakai, melainkan sangat modern dan seperti menggabungkan unsur klasik dan modernisasi terbaru. dari segi desain dan dimensi, jam ini menarik dilihat ketika dikenakan....

Monday, February 6, 2012

Misteri ROLEX Daytona '13' Solid Gold Ref.16528

Suatu hari, saya membeli sebuah katalog lelang Sothesby untuk pelelangan bulan Mei 2011 lalu. Sebagian besar jam tangan yang dimuat dalam katalog tersebut adalah Rolex sport vintage dari berbagai tipe (mayoritas Submariner). Kemudian mata saya tertuju pada sebuah Rolex daytona solid gold Ref.16528 dengan dial hitam. Katalog itu menyebutnya sebagai "Daytona 13". Kenapa disebut sebagai Daytona 13? coba perhatikan foto jam Daytona di bawah, terutama angka di posisi angka 3. Angka yang seharusnya terpasang adalah 15 dan bukannya 13 seperti itu karena posisi angka 3 merupakan penunjuk menit ke-15.


Dalam penjelasan posting tersebut dijelaskan bahwa jam ini dibeli pada tahun 1989 dan membeli sebuah Rolex Cosmograph daytona solid gold Ref.16528 yang merupakan seri terakhir Daytona pada saat itu. Sang kolektor langsung memakainya setiap hari. Sampai suatu kali, sang kolektor ini melihat ada keanehan pada dialnya, yaitu adanya angka 13 dan bukannya 15. Kolektor tersebut melihat ini sebagai 'kesalahan' produksi dan segera langsung menulis surat kepada Rolex di geneve untuk meminta penjelasan dan penggantian Daytona-nya. Beberapa hari kemudian, dia mendapatkan surat balasan yang ditulis langsung oleh Komisaris Rolex pada saat itu, Mr.Heinegger, yang secara resmi mengatakan bahwa memang telah terjadi kesalahan produksi pada jam tersebut. Mr.Heinegger menawarkan kepada sang kolektor untuk mengganti jam yang salah tersebut dengan rolex daytona yang baru dengan ref sama. Setelah dipertimbangkan, sang kolektor akhirnya memutuskan untuk tetap menyimpan jam tersebut karena 'kesalahan' tersebut dianggap sebagai keunikan"

Akhirnya setalah 22 tahun kemudian, Rolex yang salah tersebut di lelang di Sothesby dengan estimated price US$ 88,500 - 133,000. jam ini dijual lengkap dengan box dan paper termasuk surat konfirmasi dari Rolex mengenai kesalahan tersebut.

Sulit dimengerti oleh logika ketika sebuah jam yang salah dalam produksi akhirnya malah menjadi sebuah jam yang kolektibel. Tidak pernah ada informasi berapa banyak Rolex Daytona 16528 yang salah seperti ini karena memang kemungkinan seperti ini sangat jarang terjadi. Yang masih belum bisa saya mengerti adalah kenapa bisa brand sekaliber Rolex bisa melakukan blunder seperti ini? apa orang yang melakukan asembli ini sedang mengantuk atau melamun, atau malah disengaja? nggak ada yang tahu sebabnya..

Kalau ini terjadi pada jam merk Seiko atau casio atau Mido, apakah perlakuannya akan sama dengan Rolex ini?...hmm saya kira kok nggak ya.