Tuesday, March 27, 2012

James H.Ragan: Seseorang dibalik terpilihnya Omega Speedmaster Moonwatch

Omega telah bekerja sama dengan NASA sebagai penyedia timekeeper resmi buat para astronot yang telah dipakai sejak periode tahun 60-an sampai sekarang. Ada beberapa versi yang menjelaskan bagaimana Omega akhirnya bisa terpilih menjadi supplier resmi untuk NASA. Adalah James H. Ragan, seorang official staff NASA bagian procurement yang aktif pada periode 1964 sampai 1999 (masa mulai pensiun), yang berada dibalik terpilihnya Omega menjadi jam resmi astronot dan hingga mendapat sebutan the Moonwatch. Pada sebuah interview eksklusif dengan sebuah majalah jam terkemuka, Ragan menceritakan bagaimana sebenarnya proses pemilihan jam resmi untuk para astronot ini. Berikut adalah ringkasannya.

Sering diceritakan bahwa untuk mendapatkan sebuah jam yang tangguh dan bisa digunakan untuk membantu astronot ketika ke luar angkasa, beberapa staf NASA berkunjung ke sebuah toko jam di Houston bernama Corrigan dan membeli beberapa buah jam chronograph. Ternyata bukan seperti itu kejadiannya. Untuk menentukan sebuah alat bantu bagi astronot (termasuk jam), NASA menentukan dahulu spesifikasi yang diinginkan dari sebuah alat dan kemudian menawarkan kepada para supplier.

Pada saat Program Mercury berjalan, hanya ada satu penunjuk waktu di cockpit pesawat, dan astronot dibebaskan untuk mengenakan jam pribadi masing-masing karena memang NASA tidak memilikinya. Pada akhir program tersebut, para asronot mengusulkan kepada NASA agar mereka memiliki keseragaman dalam pencatatan waktu individu, yaitu jam tangan yang mereka kenakan. Dan yang terpikir langsung adalah sebuah jam chronograph dan akan digunakan sebagai cadangan.

Tentu untuk mendapatkan sebuah 'space watch' ideal akan memakan waktu lama dan biaya yang sangat tinggi. Akhirnya diputuskan untuk mencari jam tangan chronograph yang beredar di pasar dan dibuat oleh produsen jam yang sudah dikenal baik. Beberapa astronot yang sudah terbiasa menggunakan jam pribadi mereka mengusulkan beberapa nama: Breitling, Rolex dan Omega. Tim teknis dan procurement berdiskusi untuk menentukan spesifikasi yang diharapkan dari sebuah jam chronograph yang akan mereka pakai di ruang angkasa. Pihak procurement menghubungi beberapa perusahaan jam untuk mengirimkan sample jam chronograph mereka, tapi mereka tidak mengatakan untuk apa mereka meminta sample produk tersebut. dari 6 sampai 8 perusahaan yang dihubungi, hanya 4 perusahaan yang mengirimkan produk mereka: Hamilton, Longines-Wittnauer, Omega dan Rolex.

Hamilton ternyata mengirimkan sebuah jam kantong chronograph, karena itu langsung di diskualifikasi. Dari 3 buah merek yang tersisa, NASA meminta 4 buah jam chronograph untuk masing-masing merek. Sampai tahap ini pihak produsen jam belum diberitahu untuk apa mereka diminta untuk mengirimkan contoh produk jam chronograph mereka.

Dari 4 buah jam chronograph dari 3 merek yang berbeda, NASA melakukan test yang ketat. Setelah beberapa kali dilakukan tes, jam chronograph yang bertahan hanyalah Omega speedmaster. Rolex gagal ketika test kelembaban. jarum Rolex berhenti berputar ketika dikondisikan pada suhu tertentu. Sedangkan untuk Longines, mika jam beberapa kali kendur karena tes tekanan dan akhirnya jam Longines berhenti berfungsi. Omega speedmaster lolos ketika dilakukan uji ketahanan dan uji akurasi serta laboratorium. Sebenarnya pihak NASA masih belum puas dengan hasilnya. Untuk membuktikan bahwa mereka tidak salah, maka NASA meminta 2 orang crew Gemini project untuk mengenakan omega speedmaster ketika mereka keluar angkasa. Ternyata crew gemini mengatakan bahwa speedmaster mereka bekerja dengan sangat baik dan tidak ada masalah ketika dikenakan di luar angkasa.

Setelah mendapatkan hasil yang memuaskan dari project Gemini, NASA secara resmi memberitahukan kepada importir Omega saat itu - Norman Morris Corp- yang berada di New York tujuan dari pengujian jam chronograph yang mereka terima dari Omega dan melakukan perjanjian resmi bahwa Omega sebagai supplier resmi jam tangan untuk astronot NASA.

NASA saat itu membeli dari omega sebesar US$85 untuk sebuah speedmaster dan kemudian berubah menjadi US$92. 20 buah speedmaster pertama yang diterima, NASA meminta untuk posisi crown dan tombol chronograph yang terlalu menjorok untuk disesuaikan kembali. Kemudian Omega mengirimkan untuk berikutnya speedmaster yang sudah disesuaikan dengan keinginan NASA, dan itulah kemudian kita kenal sampai sekarang sebagai speedmaster moonwatch.

Ketika ditanyakan, jam apa yang dipakai sehari-hari oleh Ragan, dia menjawab "I've worn a SEIKO digital with an alarm function, for an engineer like me, that was the ultimate!"..

Saturday, March 17, 2012

Sekilas Sejarah Singkat Grand Seiko

Sudah 2 tahun belakangan ini saya semakin mendalami merek Seiko karena saya melihat ada sesuatu yang besar dibalik kesederhanaan sebuah Seiko dan produk-produknya (terutama yang high-end). Beberapa waktu lalu, para penggemar jam banyak yang mengatakan bahwa Seiko adalah ‘The sleeping giant’ karena mereka memiliki filosofi dan kemampuan teknis yang tidak kalah dengan pesaing mereka dari Swiss. Namun, Seiko kini bukan lagi sebagai ‘sleeping giant’ karena sang raksasa sudah mulai bangun dan menggeliat. Salah satu bukti bangunnya Seiko untuk tampil lebih mengglobal adalah dengan tidak lagi membatasi peredaran Grand Seiko hanya di Jepang saja, dan mulai membuka pasar untuk ke 20 wilayah lain di dunia sejak tahun 2010. Namun tidak semua model GS yang dijual di wilayah tersebut, dan untuk tipe-tipe tertentu tetap harus datang ke Jepang untuk membelinya. Dan keputusan Seiko ini sangat disambut baik oleh para penggemar jam dunia yang mengagungkan originalitas, kemampuan watchmaker yang sangat tinggi dan kemurnian sebuah desain.


Seiko berhasil menciptakan rasa penasaran tinggi dari para kolektor jam dengan produk Grand Seiko-nya. Kualitas yang tidak main-main, totally in-house movement (termasuk hairsprings), dan performance movement yang tinggi, membuat banyak pembuat jam dari Swiss yang (akhirnya) mengakui bahwa Grand Seiko adalah sebagai salah satu the best mechanical watch in the world. Salah seorang CEO produsen jam besar pernah mengatakan,”There is only one thing wrong with Grand Seiko…: The Name!”. karena nama SEIKO sudah kuat dipersepsikan sebagai pembuat produk massal dan murah untuk jam-jam quartz. Dan bagi banyak orang, masih sulit untuk menerima bahwa sebuah Grand Seiko dihargai antara US$ 4,000 sampai US$ 25,000 (GS platinum 130 anniversary).

Seiko merupakan perusahaan jam satu-satunya di dunia yang memproduksi secara masal jam tangan dengan movement Quartz, Kinetik, automatic dan Spring drive. Khusus Kinetik dan Spring drive adalah eksklusif dimiliki hanya oleh Seiko. Terkait jam mekanik, Seiko memiliki sejarah panjang sebagai penghasil jam mekanik ketika meluncurkan sebuah jam kantong untuk pertama kalinya pada tahun 1895. ‘Laurel’ adalah jam tangan Seiko pertama kali diproduksi pada tahun 1913. Banyak produsen jam Swiss yang belum memproduksi jam tangan sampai berakhirnya PD ke-1. “Laurel’ diproduksi dengan semua komponennya dibuat secara in-house oleh Seiko (saat itu bernama Seikosha). Jam tangan yang menggunakan nama Seiko baru mulai diproduksi pada tahun 1924. Pada tahun 1937, Seiko mulai ‘serius’ dengan produksi jam tangan dengan membuka sebuah pabrik baru Daini Seikosha yang secara eksklusif hanya membuat jam tangan.

Pada pertengahan tahun 50-an, keinginan Seiko untuk menjadi produsen jam mekanik kelas dunia semakin kuat. Awalnya terjadi tahun 1956, Seiko memproduksi Seiko Marvel dengan manual winding, sebagai sebuah ‘quantum leap’ dalam pembuatan high-end product bagi Seiko. Marvel dibuat dengan penuh kesungguhan yang menghasilkan sebuah jam sederhana dengan akurasi yang sangat baik. Setahun berikutnya, Seiko memproduksi Gyro Marvel yang merupakan versi automatic dari seri Marvel.



Dengan keberhasilan ini, Seiko semakin terpacu untuk memproduksi sebuah jam yang memiliki performance yang bisa mendekati atau bahkan mengalahkan jam-jam high end produksi Swiss. Untuk tujuan itu, Seiko mengumpulkan watchmaker terbaiknya dalam sebuah tim yang bertujuan untuk membuat sebuah jam yang mereka sebut sebagai ‘The ideal watch’. Tujuan tim ini adalah membuat jam yang paling akurat, tangguh, bernilai estetika tinggi, sekaligus paling nyaman dikenakan. Dan mereka menamakannya ‘The Grand Seiko’. Semua watchmaker dalam Tim tersebut punya keinginan dan ambisi yang sama dalam hal performance yaitu melewati (lebih baik) dari standar akurasi Chronometre yang dipatok oleh COSC di Swiss!.


Grand Seiko pertama kali diperkenalkan ke public Tokyo pada 18 Desember 1960. GS pertama menggunakan manual winding movement cal.3180 dengan frekwensi 18,000 bph. Desainnya sederhana dan menuliskan ‘Chronometre’ pada dialnya. GS pertama ini dijual dengan harga 25,000 Yen, yang saat itu ekuivalen dengan 2 bulan gaji seorang professional lulusan Universitas. Saat itu Seiko melakukan pengujian GS sesuai dengan apa yang dilakukan oleh COSC. Beberapa tahun kemudian, Seiko menghapus tulisan ‘Chronometer’ pada dial selain karena adanya keberatan dari pihak COSC mengenai penggunaan resmi kata ‘chronometer’ tersebut, juga karena pengujian GS mereka lakukan dengan standard yang lebih tinggi dari COSC.

Seiko memproduksi GS untuk periode awal dari tahun 1960 – 1975. Produksi dihentikan karena Grand Seiko terkena dampak dari revolusi jam quartz yang menyebabkan penurunan drastis akan permintaan jam-jam mekanik. Kekosongan ini berlanjut sampai lebih dari 15 tahun kemudian. Pada tahun 1988, Seiko juga memproduksi Grand Seiko dengan menggunakan quartz movement. Akhirnya, pada tahun 1991 Seiko memutuskan untuk kembali memproduksi lagi jam-jam mekanik untuk kategori high-end. Tahun 1998 Seiko meluncurkan GS yang disebut sebagai periode ke-2 dengan menggunakan movement generasi terbaru seri cal.9S5, yang dibuat khusus untuk GS dan merupakan ‘the flagship of Seiko’..


Grand Seiko diproduksi oleh pabrik Morioka Seiko Instruments Inc (MSI) yang berada di sebuah kota bernama Shizuku-Ishi. Dalam pabrik MSI ini terdapat sebuah kelompok elit yang bernama Shizuku-Ishi Watch Studio. Kelompok ini beranggotakan 60 watchmaker dan teknisi paling handal dan berpengaruh di Seiko yang masih memproduksi jam dengan cara-cara tradisional. Bahkan untuk memoles jam masih menggunakan prinsip Zaratsu, yaitu prinsip memoles pedang Samurai secara manual dan berulang-ulang yang sudah berusia ribuan tahun. Di dalam pabrik inilah para teknisi Seiko mendesain, membuat parts dan melakukan assembling dengan cara manual satu-per-satu produk-produk high end Seiko. Dalam ruangan kerja kelompok ini, masing-masing watchmaker memiliki seperangkat meja kerja yang dibuat customized sesuai dengan ukuran tubuh mereka. Hal ini dilakukan agar para watchmaker bisa bekerja secara maksimal dalam kondisi yang membuat mereka sangat nyaman. Meja kerja mereka dibuat secara khusus oleh pembuat furniture tradisional Iwayado Tansu dari kayu yang hanya bisa diperoleh dan merupakan ciri khas daerah setempat.


Pembuatan sebuah Grand Seiko membutuhkan lebih dari 1000 jam untuk pengujian dan inspeksi. Seiko melakukan pengujian lebih ketat dan tinggi daripada COSC Swiss. Contohnya adalah dari periode pengujian yang membutuhkan waktu 17 hari, COSC melakukannya selama 15 hari. Posisi jam yang diuji oleh Seiko adalah 6 posisi, sedangkan COSC 5 posisi dan rata-rata harian akurasi sebuah Grand Seiko adalah -3 s/d +5 detik per hari, sedangkan COSC mempunyai standard -4 s/d +6 per hari.


Melihat keseriusan Seiko dalam memproduksi seri high-end mereka, tidak heran kalau mulai banyak kolektor jam yang mulai melirik Grand Seiko sebagai salah satu koleksi mereka. Dalam sebuah majalah pernah dituliskan, ada seorang CEO sebuah brand besar (namanya dirahasiakan) mengatakan bahwa dia memiliki Grand Seiko untuk dia koleksi karena kualitasnya bisa melebihi kualitas jam Swiss. Dia kemudian mengatakan “Seiko makes the best mechanical watch in the world. I hate to say it, but it’s TRUE!’..


Tuesday, March 6, 2012

GRAND SEIKO SBGA 003 Spring Drive

Grand Seiko merupakan tipe yang diposisikan sebagai 'kasta tertinggi' dalam jajaran produk Seiko (diluar 'Credor' yang tidak mancantumkan nama 'Seiko'). Seiko begitu bangga dengan tipe ini hingga untuk menjaga eksklusifitas awalnya mereka hanya menjual GS hanya di Jepang saja. Sehingga para pecinta produk ini mesti membeli dari Jepang langsung atau meminta bantuan Seiya dan Higuchi yang bisa menjual GS via online. Karena antusiasme terhadap GS di dunia International semakin tinggi, akhirnya manajemen Seiko memutuskan untuk membuka diri untuk menjual GS keluar Jepang.

Saya sebagai penggemar berat Seiko sangat mengagumi dan juga menginginkan GS sebagai salah satu koleksi Seiko saya. Selama ini saya baru bisa mengumpulkan beberapa buah GS vintage dari mulai generasi kedua sampai produksi tahun 70-an. Karena GS modern harganya bisa membuat orang kaget, maka saya perlu menentukan tipe GS apa yang akan saya beli agar tidak 'merasa bersalah' karena membeli GS yang tidak betul-betul saya sukai. Akhirnya saya menentukan beberapa kriteria untuk GS modern pertama yang ingin saya miliki: harus dial hitam, size besar, teknologi movement terkini dan menggunakan rantai.

Atas saran 2 orang teman yang saya ajak diskusi mengenai dream watch GS saya, mereka memberikan beberapa alternatif dan yang menarik minat saya adalah SBGA 003, GS Spring drive dial hitam. Ternyata cocok dengan persyaratan saya. Ketika berkunjung ke sebuah toko jam di Kuala Lumpur, saya melihat mereka menjual jam GS dan saya lihat salah satunya adalah SBGA003 ini, dan akhirnya saya berkesempatan untuk mencobanya..and I love it!. Dan, atas bantuan seorang rekan baik akhirnya keinginan saya untuk mendapatkan jam ini akhirnya tercapai. Walaupun harus menunggu agak lama karena memang pencariannya sulit.

SBGA 003 menggunakan movement Spring Drive automatic yang proses desain dan produksinya selesai pada tahun 2005 dan mulai dipamerkan pada BASEL Fair tahun 2006. Kehadiran Spring Drive automatic membuat banyak pihak kagum dengan inovasi yang dilakukan oleh Seiko. Orang kini tidak lagi menyebut Seiko sebagai 'The sleeping Giant' karena sang raksasa kini mulai bangkit dan menunjukkan kemampuannya. Banyak orang meyakini bahwa revolusi Spring drive akan menjadi tonggak penting dalam dunia horology. Penjelasan detail mengenai teknologi Spring drive akan saya bahas dalam posting terpisah.

Dalam proses pencarian dan menunggu GS idaman saya, saya membeli sebuah Seiko JDm juga yaitu Seiko Spirit yang desainnya memang mirip dengan GS. Gambar dibawah menunjukkan adanya kesamaan dalam pakem desain kedua jam tersebut. Dimensi Seiko Spirit lebih kecil (sekitar 38-39mm) sedangkan GS SBG003 memiliki diameter 41mm. kalau dari segi finishing memang masih jauh lebih bagus GS.

Yang saya sangat suka dari SBGA003 ini adalah warna dialnya yang hitam kelam. Awalnya saya kira warnanya adalah hitam Glossy tapi setelah dilihat dengan menggunakan loop, terlihat bahwa warna dial ini adalah hitam doof sedangkan hitam glossy hanya digunakan untuka penunjuk power reserve. Built quality casing GS ini sangat halus dan detailnya rapi. Finishing casing dibuat 2 macam: mirror dan brushed finish. Indeks dibuat tidak ktak tapi keempat sisinya dibuat miring. Hal ini dibuat agar saat cahaya mengenai dial dan indeks, pantulan cahayanya akan terlihat lebih tersebar. Permukaan indeks juga tidak dibuat rata tapi bertekstur horisontal.

GS ini menggunakan High Definition dual-curved sapphire crystal yang diberi lapisan anti reflective coating untuk penutup depan dan case back. Penggunaan material ini membuat penampilan jam menjadi lebih jernih dan mewah. Pandangan ke permukaan dial juga menjadi lebih jelas. Diameter tanpa crown adalah 41mm dengan ketebalan 12,5mm dan berat total berikut rantai adalah 150 gram.

Konstruksi casing dibuat khusus dan memiliki ketahanan terhadap magnet sebesar 60 gauss atau 4800 A/m. Walaupun jam ini dikategorikan sebagai dress watch, tapi casing GS ini dibuat untuk bisa tahan tekanan 10 bar atau 100m water resistant. Jadi bisa dikatakan untuk sebuah jam dressy, jam ini memiliki spesifikasi sebuah jam sport.

Movement GS menggunakan automatic Spring drive Cal.9R65 yang memiliki 30 jewels dan 276 parts. Diameter movement lebih besar dari automatic movement biasa karena itu desain casing GS spring drive dibuat lebih besar. Rantai terbuat dari solid steel yang dibuat juga dengan 2 finishing yaitu mirror dan brushed finish. Desain rantainya saya suka karena terlihat kokoh sekaligus nyaman dipakai. Penggunaan double folding claps bisa menjadi masalah ketika tangan kita besar karena desain rantai tidak bisa digeser-geser, dan harus dikurangi atau ditambahkan link (mata) rantai agar bisa sesuai di pergelangan tangan.

Diameter 41mm untuk sebuah seiko dress watch sudah termasuk besar (bandingkan dengan Rolex Submariner yang 40mm), tapi ketika dipakai jam ini tidaklah terlihat besar seperti yang saya kira dan nyaman ketika dikenakan. Ini dimungkinkan karena desain lugnya yang panjang dan melengkung kebawah dengan curam sehingga seolah 'menggenggam' pergelangan tangan pemakai. Pada gambar di bawah menunjukkan desain lugs yang menurun.

Beberapa orang yang menanyakan jam ini kaget ketika saya beritahu harganya dan mereka bertanya-tanya kok ya saya mau mengeluarkan uang begitu besar untuk sebuah Seiko. Saya malah bingung untuk menjawabnya karena memang saya membeli Seiko ini bukan karena merk-nya tapi saya membeli teknologi, keindahan dan sebuah 'karya seni' dalam bentuk jam. Memang ketika jam ini saya pakai, penampilan nya sangat berbeda dibandingkan dengan jam lain, meskipun merk lain tersebut adalah jam Swiss dari merk terkenal. Kualitas finishing, proporsi dan detail yang rapi membuat jam ini terlihat tetap 'low profile', namun tetap juga terlihat mewah.

Sunday, March 4, 2012

TAG HEUER Limited Edition Monaco Gulf

Bermula sekitar 4 tahun lalu ketika untuk pertama kalinya saya melihat jam ini di sebuah toko jam terkemuka di Jakarta dan langsung jatuh cinta. TAG HEUER Limited Edition Monaco Gulf. Saat itu saya berkeinginan bahwa jam ini suatu saat harus saya miliki. Saat itu saya kaget juga ketika pramuniaga toko tersebut menyebutkan sebuah angka mendekati 50 juta untuk harga jam yang hanya dibuat sebanyak 4000 buah saja di dunia, dan...no discount!

Sebelumnya saya juga memiliki sebuah Monaco Steve Mc Queen klasik yang berwarna biru yang merupakan icon dari Monaco dan juga Steve mc Queen yang mengenakannya dalam film 'Le Mans'. Kedua Monaco ini memiliki dimensi yang sama dan juga share movement chronograph yang sama. Yang membedakan adalah dari sisi desain dial dan penggunaan crocodile strap yang berbeda.


Desain Monaco Gulf ini juga mengacu pada film klasik "Le Mans", tepatnya mobil balap Porsche Gulf 917K yang digunakan dalam film tersebut. Ciri khas mobil tersbut adalah warnanya yang biru muda dan elemen garis dan variasi berwarna orange. Dalam desain Monaco Gulf, kedua warna tersebut di posisikan sejajar dan asymetry. Sedangkan tulisan 'GULF' sendiri sudah menjadi icon klasik dalam dunia balap mobil pada tahun 70-an. Elemen warna orange digunakan juga untuk jarum detik dan jarum kecil pada sub register.

Tag Heuer mengeluarkan untuk pertama kalinya Monaco Vintage Reedition pada tahun 2005 untuk memperingati ulang tahun Steve Mc Queen yang ke 75. Saat itu Monaco yang diproduksi sebanyak 4000 buah memiliki dial berwarna putih dengan stripe (garis) yaitu biru tua dan merah. Monaco warna putih ini (Ref.CW2118) mengambil ide dari pakaian balap yang dikenakan oleh Steve Mc Queen dalam film 'Le Mans'. Pada tahun 2007, Tag Heuer mengeluarkan kembali Monaco vintage Gulf edition dengan dial berbeda yaitu hitam (Ref.CW 211A) dan stripes warna khas Gulf..

Monaco Gulf memiliki dimensi 39x39mm dengan plexy glass sebagai penutup dial. Penggunaan plexy glass dan bukannya sapphire crystal ini adalah sebuah cara agar secara visual dan fisik Monaco Gulf ini mirip dengan versi Monaco vintage.

Monaco Gulf menggunakan automatic chronograph movement Cal.12 yang menggunakan base movement dari ETA dan modul chronograph dari Dubois Depraz. Strap menggunakan kulit crocodile berwarna hitam dengan stiching orange senada dengan variasi warna pada dial.