Saat saya berjalan-jalan di sebuah pertokoan yang sangat besar di negara tetangga, saya menyempatkan mampir di sebuah toko jam yang menjual banyak sekali varian merek. Ketika sampai di konter jam merk Titus, mata saya langsung tertumbuk pada sebuah jam Titus yang menurut saya desainnya sangat klasik dan cantik. Seketika itu juga saya meminta pramuniaga untuk mengambilnya untuk saya. Sepintas, jam ini saya kira adalah sebuah jam chronograph karena desain 2 tombol serupa tombol Chronograph yang ada di sisi kanan casing.bSetelah diperhatikan dengan seksama, ternyata Titus ini adalah sebuah jam triple date yang memiliki feature penunjuk Hari, Tanggal dan Bulan. Selain itu, Titus ini juga memiliki penunjuk 24 jam yang terletak di sub register bawah.
Sedikit sejarah tentang merk Solvil et Titus, saat ini merek Titus dimiliki oleh taipan Hong Kong bernama Joseph Wong, yang membeli hak merek Titus untuk pasar Asia pada akhir tahun 70-an. Merek Titus sendiri adalah sebuah merek tua yang pertama kali didirikan pada tahun 1887 oleh Paul Ditisheim. nama Solvil et Titus sendiri merupakan gabungan dari kata Solvil yang merupakan kependekan dari kata Sonvilier, merupakan tempat dimana jam ini dibuat dan kata Titus yang merupakan nama Kaisar Roma.
Pada tahun 70-an, Titus melakukan ekspansi ke Asia dengan memproduksi begitu banyak tipe jam di daerah ini. Masa keemasan Titus di Asia sebenarnya dimulai pada akhir tahun 80-an ketika Titus melakukan kampanye produk dengan menggunakan Drama TV romantis sebagai media-nya..'Time is Love'. ternyata cara promosi seperti ini berhasil mengangkat nama Titus sebagai salah satu brand yang digemari untuk kawasan Asia.
Sedikit sejarah tentang merk Solvil et Titus, saat ini merek Titus dimiliki oleh taipan Hong Kong bernama Joseph Wong, yang membeli hak merek Titus untuk pasar Asia pada akhir tahun 70-an. Merek Titus sendiri adalah sebuah merek tua yang pertama kali didirikan pada tahun 1887 oleh Paul Ditisheim. nama Solvil et Titus sendiri merupakan gabungan dari kata Solvil yang merupakan kependekan dari kata Sonvilier, merupakan tempat dimana jam ini dibuat dan kata Titus yang merupakan nama Kaisar Roma.
Pada tahun 70-an, Titus melakukan ekspansi ke Asia dengan memproduksi begitu banyak tipe jam di daerah ini. Masa keemasan Titus di Asia sebenarnya dimulai pada akhir tahun 80-an ketika Titus melakukan kampanye produk dengan menggunakan Drama TV romantis sebagai media-nya..'Time is Love'. ternyata cara promosi seperti ini berhasil mengangkat nama Titus sebagai salah satu brand yang digemari untuk kawasan Asia.
Mari kita lihat lebih detail jam Titus ini. Dengan diameter sekitar 41mm, jam ini memang terlihat besar terutama karena tidak adanya bezel yang lebar seperti jam sport chronograph (karena ini memang bukan jam chronograph). Material casing terbuat dari stainless steel dan mika sebagai penutup dial. Sedangkan untuk penutup caseback menggunakan sapphire crystal. Dial berwarna silver dengan desain indeks dan sub register yang sederhana dan menggunakan warna hitam. Secara komposisi, dial terlihat sangat simetris. Kesan klasik, dan ini yang membuat saya suka, adalah penggunaan jarum jam dan menit yang berbentuk pedang (dauphine hands), sama dengan desain jam-jam produksi tahun 50-an. Untuk mengurangi biaya produksi, Titus menggunakan cara stempel (cap) untuk label nama merek dan indeks sub register.
Untuk movement saya belum bisa pastikan mengambil movement complicated produksi siapa. Tebakan saya sih jam ini menggunakan movement dari jepang atau China, karena produksi jam ini ada di Hong Kong. Penyelidikan saya terkait movement belum terlalu dalam untuk jam ini. Waktu saya coba memutar crown untuk mengisi tenaga ternyata bisa, jadi kemungkinan jam ini menggunakan asian cloning dari mesin ETA yang memiliki feature triple date. Finishing movement? sangat sederhana dan tidak terlihat berkilat dan menarik seperti halnya movement produksi Swiss. Selama beberapa hari saya memakai jam ini, tingkat akurasi masih bagus, mungkin karena masih baru.
Awalnya, jam ini menggunakan strap Titus dengan pola crocodile berwarna hitam. Tapi saya kurang suka dengan desain dan kualitas kulit imitasinya karena kualitas tidak bagus. Karena itu saya ganti dengan strap crocodile berwarna coklat yang di desain untuk jam Rolex dan ternyata menjadi lebih cantik dan klasik. Kalau dipakai, sepintas jam ini terlihat seperti jam Swiss chronograph yang mahal. beberapa teman malah mengira bahwa ini adalah sebuah Omega chronograph. Menurut saya, antara harga dan kualitas produk masih seimbang. Karena dengan feature yang sama, apabila kita membeli jam produksi Swiss harganya akan bisa berlipat belasan sampai puluhan kali lipat.
No comments:
Post a Comment