Monday, June 27, 2011

Misteri Logo Tsunami pada Seiko Diver

Para pecinta Seiko tentu familiar dengan logo 'Tsunami' yang digrafir pada sisi luar caseback Seiko Diver professional. Dalam beberapa forum sering dikatakan bahwa ide atau konsep dari logo 'Tsunami' itu berasal dari sebuah lukisan kayu (wood cut) "In the hollow of a great wave off the coast at Kanagawa" yang bertema sama yang dibuat oleh Hokusai. Pendapat ini muncul karena melihat kesamaan bentuk dominan pada lukisan tersebut dengan logo Tsunami pada jam Seiko diver. Apakah memang benar demikian?

Kedua hal itu ternyata tidak berhubungan. Walaupun pola ombak yang tampak sama, Seiko tidak mengambil ide gambar itu untuk kemudian diaplikasikan sebagai logo. Untuk Seiko diver modern (tidak termasuk Seiko vintage), logo Tsunami digunakan sebagai penanda diver profesional 200m atau lebih. Logo ini juga dipakai oleh Alba untuk jam-jam diver profesional mereka.

Pada Seiko diver vintage, logo Tsunami sudah digunakan pertama kali pada seri Silverwave sportdiver generasi pertama pada pertengahan tahun 60-an. Silverwave ini bukanlah jam diver profesional dan hanya memiliki depth rating 30-50m. Kemudian logo Tsunami digunakan pada seri diver klasik 6306, 6306, generasi awal 7002.

Sekarang kita coba bandingkan antara lukisan Hokusai dan logo Tsunami Seiko. Sebenarnya yang dilukis oleh Hokusai bukanlah sebuah Tsunami melainkan Okunami (lautan luas dengan ombak besar), sedangkan Tsunami adalah sebuah 'ombak' yang dihasilkan oleh perubahan seismik dari permukaan bumi. Dan apabila diperhatikan dengan seksama, fokus lukisan Hokusai bukanlah ombak, melainkan gunung Fuji dan beberapa kapal nelayan yang sedang mengarungi ombak.


Mis-konsepsi antara lukisan Hokusai (Okinami) dan logo Seiko diver (Tsunami) sudah lama terjadi dan banyak dibicarakan dalam forum di internet. Sebenarnya lukisan ombak besar (Okunami) bukanlah dominasi Hokusai karena tema lukisan ini begitu populer dan banyak dilukis oleh seniman Jepang. Biasanya, lukisan ombak besar selalu disertai gambar Gunung Fuji yang nampak di kejauhan dan terkadang juga gambar dari kapal nelayan. Salah satu contoh lukisan bertema sama adalah karya Ando Hiroshige di bawah ini. masih banyak lagi lukisan setipe yang bisa kita dapat bila search di google.

Laut memiliki hubungan yang dekat dengan bangsa jepang dan ini bisa dilihat dari banyaknya karya seni jepang yang bertemakan lautan luas, gunung fuji dan juga nelayan. Mungkin saja Seiko mengambil logo Tsunami sebagai salah satu bukti kedekatan mereka dengan Laut dan sekaligus sebagai penanda bahwa jam Seiko dengan logo Tsunami adalah jam yang tangguh dan bisa diandalkan untuk mengarungi dan menyelami lautan dalam.

Sunday, June 19, 2011

Gala Dinner JAEGER LeCOULTRE Reverso 80th Anniversary

JAEGER LeCOULTRE kembali melakukan acara gala dinner dengan para penggemar setia brand ini di Jakarta. Tahun ini acara gala dinner dilakukan pada 16 Juni 2011 di Penthouse Hotel Grand Hyatt Jakarta. Gala dinner tahun lalu diadakan di salah satu restoran Italia di Hotel Shangrilla, jakarta. Acara kali ini merupakan juga acara 'ulang tahun' ke 80 salah satu tipe JLC yang paling dikenal yaitu Reverso yang pertama kali pada tahun 1931. Untuk ulang tahun ke-80 ini JLC mengeluarkan edisi khusus yang merupakan re-make dari versi klasik dan pertama Reverso.

Acara dihadiri oleh sekitar 40 orang penggemar JLC dan kolektor jam di Jakarta dan acara makan malam dimulai pada jam 20.00 dengan pembukaan oleh MC. Tuan rumah dari acara ini adalah Time International selaku perwakilan resmi JLC di Indonesia. Acara serupa juga dilakukan di Surabaya 2 hari kemudian. Makanan pembuka-nya sungguh menggugah selera: House smoked salmon, Capers, Red onion and Honey-mustard dressing....!

menyesuaikan dengan tema utama gala dinner malam itu, saya membawa serta JLC Reverso 8 days Grande date yang sekarang sudah tidak lagi diproduksi oleh JLC...

Beberapa produk terbaru dari JLC dipajang pada display yang terletak di ruangan berbeda dengan ruangan gala dinner. Beberapa tipe sungguh menarik untuk dinikmati dan beberapa tipe masih berupa sample dan belum resmi dijual di Indonesia.

Dan tentu saja, bintang pada malam itu adalah Grande Reverso Ultra Thin tribute to 1931..! reverso ini dibuat sedekat mungkin penampilannya dengan versi aslinya. Disebut Grande karena memang ukurannya dibuat lebih besar. Untuk versi steel seperti gambar di bawah tidak dibuat secara terbatas. Untuk versi pink gold dengan dial hitam dibuat hanya 500 buah saja. Tidak seperti tipe reverso lainnya, Grande reverso re-make ini hanya menuliskan kata "Reverso" saja pada dialnya karena memang nama itu yang digunakan pertama kali 80 tahun lalu. Jam ini menggunakan manual winding movement Cal.822 yang dibuat, dihias dan dirakit totally by hand. Movement cal.822 ini memiliki ketebalan hanya 2,9mm dan dibuat dari 134 buah parts. Ukuran jam secara total 46mm (panjang), 27,5mm (lebar) dan 7,2mm untuk tebal.

Berbarengan dengan edisi re-make reverso ini, JLC juga mengeluarkan versi reverso ultra thin modern. Semua aspek sama dengan reverso tribute to 1931 dan hanya dibedakan di desain dial.

Reverso dibawah adalah tipe Grande Reverso 976 yang terbuat dari rose gold. Perpaduan antara rose gold case dan dial berwarna hitam sungguh cantik. Reverso ini menggunakan manual winding movement cal.976 yang merupakan versi terakhir dari keluarga cal.970. casing Reverso 976 lebih besar dari Reverso ultra thin yaitu panjang 48mm. Tipe ini hanya keluar dalam 2 jenis casing yaitu steel dan rose gold.

Jam diver di bawah adalah salah satu produk terkini dari JLC, "memovox tribute to Deep Sea" yang baru diperkenalkan pada awal tahun ini. Pada tahun 1959 Jaeger pertama kali mengeluarkan jam diver profesional yang memiliki fungsi alarm dan diberi nama memovox Deep Sea. produk tersebut secara cepat menjadi populer di kalangan penggemar diving karena untuk pertama kalinya sebuah jam diver memiliki cara untuk memberitahu waktu bagi diver melalui getaran dan suara alarm. Memovox deep sea original berdimensi 39mm sedangkan memovox Deep sea re-edition ini sedikit lebih besar 40,5mm. Kesan vintage terasa karena indeks pada dial dan jarum menggunakan warna yang agak kekuningan.



Master control mengeluarkan versi Tourbillon juga, yaitu Master Tourbillon. Jam ini menggunakan 'sangkar' tourbillon terbuat dari titanium dengan berat hanya 0,28 gram. Dengan berat kurang dari 1 gram, tourbillon ini bisa berfungsi secara optimal terhdap akurasi movement. Master Tourbillon memiliki 2nd time zone yang terletak di bawah posisi angka 12 dan penunjuk tanggal menggunakan pointer. Warna dial abu-abu yang dipadukan dengan material case baja. Kombinasi warna yang unik.


AMVOX Chronograph


JLC yang sebelah kiri adalah Master Control Chronograph, salah satu favorit saya dalam gala dinner saat itu. Diameter 42mm dengan desain yang klasik dan berkarakter. Sebelah kanannya adalah Master compressor memovox extreme.


Acara gala dinner selesai jam 22.00 malam. Puas sudah melihat beberapa jam JLC favorit saya secara langsung dan yang lebih penting lagi melihat dan mencoba langsung Grande Reverso Tribute to 1931. Rencananya kegiatan seperti ini akan diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda. Tidak sabar untuk menunggu gala dinner JLC tahun depan...!

Tuesday, June 14, 2011

Bagaimana Cara Membaca Slide Rule Bezel?

Selama 14 tahun menekuni dunia Horology, saya tidak pernah sekalipun mengetahui bagaimana penggunaan Slide rule bezel pada sebuah Breitling Navitimer. Bagi saya, angka-angka pada slide rule bezel itu hanyalah sekumpulan angka yang tidak saya ketahui maknanya. Sampai akhirnya sebuah email dari pembaca setia blog yang menyarankan saya untuk membahas (dan juga belajar) bagaimana menggunakan Slide rule ini. Dan ternyata slide rule memang di desain dengan brillian dan fungsional. Fungsi-nya mirip kalkulator dengan beberapa fungsi standar yang bisa dilakukan.

Konstruki Slide rule sendiri terdiri dari 2 bagian utama: bagian yang dapat berputar dan berada pada sisi luar (selanjutnya akan disebut sebagai "Ring Luar") dan inner bezel yang sifatnya statis (selanjutnya akan disebut sebagai "Ring dalam"). beberapa proses kalkulasi slide rule bezel ini menggunakan index base sebagai dasar acuan, yaitu angka 10 pada inner bezel yang berwarna merah. Indeks angka 10 ini berada di posisi antara jam 2 dan jam 3. Pada posting kali ini, saya akan mencontohkan beberapa kalkulasi sederhana menggunakan Slide rule Breitling.

PEMBAGIAN

Proses pembagian yang dilakukan disini adalah 120 : 4. Proses kalkulasi dengan slide rule seringkali harus disesuaikan dengan skala yang ada di slide rule ini. Misal 120 akan kita sebut sebagai 12 atau (120 = 12), sedangkan 4 bisa juga kita sebut sebagai 40 atau (4 = 40). Cara melakukan pembagian: Cari angka 12 pada Ring Luar dan geser sampai berada diatas angka 40 (sebagai pengganti 4). Hasil dari pembagian ini bisa dilihat pada angka pada Ring Luar yang ditunjukkan oleh angka Indeks 10 (warna merah) yang berada di Ring Dalam. Angka Ring Luar yang ditunjuk adalah 30. jadi 120 : 4 = 30.


PERKALIAN

Contoh perkalian yang akan digunakan adalah 12 x 7. Pertama, Posisikan angka 12 pada Ring Luar tepat diatas angka 10 (index base) pada Ring Dalam (panah kuning). Untuk melihat hasilnya, lihat angka pada Ring Luar yang ditunjukkan oleh angka 7 pada Ring Dalam, dan angka yang ditunjuk adalah 84 (panah merah). jadi 12 x 7 = 84.


PRESENTASE

Contoh kalkulasi disini adalah 15% dari 200. angka 200 diwakili oleh 20 pada Ring dalam. Posisikan angka 15 (menunjukkan persen) pada Ring Luar tepat diatas angka Index base 10 Ring dalam (panah kuning). Hasil yang ditunjukkan dari kalkulasi bisa dilihat pada angka yang ditunjukkan diatas angka 20 (Ring dalam), dan angka pada Ring luar adalah 30 (panah merah). Hasil dari persentase ini adalah: 15% x 200 = 30.


MENGHITUNG NILAI KURS

Untuk menghitung nilai kurs, terlebih dulu ketahui nilai tukar saat itu. Dalam contoh kalkulasi ini nilai Kurs yang berlaku adalah US$ 1 = IDR 8,500. Kita akan menghitung berapa $US untuk uang sejumlah IDR 45,000. Pertama, posisikan angka 85 (mewakili IDR 8,500) pada Ring Luar diatas indeks base 10 (panah orange). Kemudian lihat angka 45 (mewakili IDR 45,000 yang ingin di konversikan) dan lihat angka yang ditunjuk Ring dalam sebagai hasil dari konversi, yaitu 53, yang juga berarti 5,3. Jadi IDR 45,000 adalah sama dengan US$ 5,3 dengan nilai kurs IDR 8,500.


MENGHITUNG WAKTU SISA

Misalkan seorang pilot terbang di ketinggian 3,300m. Karena kerusakan mesin, pesawat tersebut kehilangan altitude 1m/detik (atau 60 m/ menit). Berapa waktu yang tersisa bagi pesawat tersebut sampai akhirnya menghujam ke bumi?
cara menghitungnya, posisikan angka 33 (mewakili 3300m) pada Ring Luar diatas angka 60 (mewakili 60m/ detik) pada Ring Dalam. Untuk melihat hasilnya, lihat angka yang ditunjuk oleh Indeks base 10, yaitu 55. Jadi waktu yang tersisa bagi pilot itu sampai pesawat menghujam ke bumi adalah 55 menit.

Sunday, June 5, 2011

GRAND SEIKO Ref.5646 Weekdater

Ini adalah Grand Seiko vintage yang saya miliki sejak mulai menyenangi jam antik yag dimulai pada tahun 1997. Keinginan untuk mengumpulkan jam Grand Seiko antik semakin tinggi karena jam tipe ini kualitas fisik dan movement-nya lebih baik dari Seiko kebanyakan. Sayangnya, keberadaan Grand Seiko antik sangat sulit untuk didapat, bukan hanya karena populasinya yang memang sedikit tapi juga karena peminatnya yang semakin banyak.

Grand Seiko 5646 ini bukanlah GS terbaik yang saya miliki, kondisi sebagian dial ada yang berubah warna karena terkena cairan. Akibatnya sebagian tulisan "Automatic" hilang. Grand Seiko 5646 ini sama dengan GS yang sebelumnya pernah saya miliki, hanya saja desain casing dan jarum berbeda. Uniknya, desain jarum jam dan menit berbeda. Jarum menit dibuat lebih ramping dari jarum jam. Kesan yang muncul, seolah jarum menit dibuat dari 'sisi dalam' jarum jam karena jarum jam tengahnya berwarna hitam yang diapit logam warna steel. Sedangkan jarum menit berwarna hitam semua.

Desain casing mengingatkan saya pada desain casing Grand Seiko saya yang lain yaitu Ref.6146 GS 36.000 Bph. Lugs dibuat pendek dengan kontur casing yang curam dan tajam. Casing 5646 ini masih belum pernah dipoles sehingga sudut-sudut casing masih terlihat tegas dan tajam. Diameter casing 35mm, standar jam Grand Seiko pada umumnya. Movement menggunakan automatic hi-beat Cal.56XX yang proses asemblingnya sudah menggunakan fasilitas yang semi-automatic (sebagian sudah menggunakan robot). jam ini memiliki feature tanggal-hari yang menggunakan bahasa Inggris dan Kanji.

Salah satu 'mahkota' Grand Seiko adalah gold emblem yang berada di case back setiap GS. Gold emblem sudah terlihat ada perubahan warna (mungkin karena pengaruh keringat) karena proses pemakaian sehari-hari. Dari serial number bisa diketahui bahwa jam ini diproduksi pada tahun 1971 bulan April. Pada movement terdapat tulisan "adj to 5 pos temp" yang merupakan informasi jenis pengujian movement yang dilakukan oleh Seiko. Bandul rotor terlihat ada bekas kotoran, mungkin bandul pernah bergesekan dengan caseback sehingga berubah warna. Akurasi jam ini masih baik dan power reserve masih sekitar 40 jam. Sebuah bukti bahwa setiap produk Grand Seiko memang dibuat dengan kualitas tinggi.


Thursday, June 2, 2011

OMEGA Speedmaster Mark II racing Dial

Sebagai salah seorang penggemar Omega Speedmaster, saya punya keinginan untuk mengumpulkan 'keluarga besar' Speedmaster vintage. Saya suka dengan seri ini karena Omega menggunakan movement yang tangguh (Lemania chronograph movt) dan desain yang (menurut saya) tak lekang dimakan jaman. Salah satu tipe yang sudah lama saya cari sejak dulu adalah Speedy Mark II dengan varian yang lebih jarang ditemukan, yaitu Racing dial. Kenapa dinamakan 'Racing dial'? sebutan ini muncul mungkin karena desain warna dial yang sepintas mirip bendera yang digunakan pada even balap. Warna dial dominan warna abu-abu dengan indeks marker yang menggunakan varian warna: merah, kuning, putih.

Omega mengeluarkan beberapa varian dari Speedmaster mark II ini, dan yang sampai saat ini, yaitu 3 varian utama dan 1 varian yang sampai saat ini masih diperdebatkan apakah resmi dikeluarkan oleh Omega atau hanya variasi dari insert bezel saja. Ketiga varian utama adalah: dial hitam (paling banyak ditemui), racing dial (lebih jarang beredar) dan gold version (paling jarang ditemui).

Keberadaan mark II sendiri banyak diperbincangkan oleh para penggemar Omega, terutama penempatan kata "Mark II" pada dial. Speedy Mark II ini memang merupakan seri Speedy yang menuliskan kata "mark". kalau jam ini adalah mark II, berarti ada Speedy mark I? Omega tidak memberikan jawaban pasti ketika hal ini ditanyakan. Speedmaster Moonwatch 861 bukanlah Mark I, tapi para penggemar dan kolektor Omega berpendapat bahwa Moonwatch adalah mark I karena Moonwatch diproduksi sebelum mark II dipasarkan. Tipe Mark II ini mulai diproduksi pada tahun 1969 sebagai alternatif dari 'saudara tua'nya Speedy Moonwatch.

Kata "alternatif" ini dipakai karena memang Omega waktu itu memproduksi Mark II sebagai alternatif bagi NASA untuk jam official yang digunakan untuk ekspedisi di ruang angkasa yang waktu itu menggunakan Moonwatch 861. Pada bulan Februari 1969, sales manager dan agen Omega di USA mendatangi NASA untuk mengusulkan kepada mereka penggunaan Speedy Mark II sebagai alternatif pengganti bagi Moonwatch. Pihak NASA menolak bukan karena kualitas Mark II tapi lebih kepada waktu yang tidak mencukupi untuk melakukan uji ketahanan bagi mark II. Pada saat itu NASA memiliki jadwal yang padat karena hendak meluncurkan program Apollo berikutnya. Akhirnya, Mark II tidak pernah digunakan pada ekspedisi Apollo dan Omega tetap menggunakan Speedy Moonwatch sebagai jam resmi mereka sampai sekarang.


Desain Mark II racing dial ini memang keluar dari pakem desain Speedmaster yang dominan hitam dengan hanya kombinasi warna putih untuk indeks. Perbedaan lain selain warnanya yang abu-abu dan indeks yang colourful adalah penggunaan desain dan warna jarum yang juga berbeda dengan seri Speedy yang lain. jarum pada Mark II menggunakan desain jarum yang sama dengan model Dynamic dan chronostop, baik untuk jarum jam, menit dan detik. Warna jarum juga atrktif yaitu berwarna orange kekuningan untuk jarum detik besar, sub register 30 menit dan 12 jam. Sedangkan jarum detik kecil tetap menggunakan warna putih. mark II yang saya miliki ini warna orange kekuningan sudah mulai memudar, namun masih terlihat beberapa bagian warna kuningnya masih terlihat. Ini adalah proses yang wajar karena faktor usia jam yang sudah lebih dari 40 tahun.

Casing mark II menggunakan desain yang sangat berbeda dengan Moonwatch dimana mark II tidak memiliki 'kaki' atau lugs. panjang jam sekitar 45mm dengan lebar kanan ke kiri tanpa crown selebar 41,75mm. casing jam dibuat kokoh dengan ketebalan 14,5mm. berat jam ini termasuk rantainya sekitar 134,61 gram.