Saturday, November 27, 2010

ROLEX GMT Master Ref.1675 produksi 1968

Saya akui, tipe Rolex GMT Master vintage masih menjadi idola saya sampai saat ini karena untuk mendapatkan submariner vintage lebih sulit dan harganya juga terpaut jauh dengan GMT. Hal yang saya sukai dari GMT ini adalah indeks dan jarumnya yang sudah mulai menguning menandakan usia yang sudah tua. Jam ini diproduksi pada tahun 1968 dan merupakan GMT Master pertama yang menggunakan tulisan berwarna putih.

Kondisi dial untuk sebuah jam yang telah berusia 42 tahun ini masih bagus dan bersih. Lempengan tanggal juga masih terlihat bersih. Jam ini saya beli dengan rantai oyster tebal dan akan lebih 'pas' lagi bila dipasangkan dengan rantai oyster tipis yang merupakan ciri khas Rolex pada tahun 60-an.


Rolex GMT akuisisi terakhir ini membuat komplit GMT Master saya karena sebelumnya saya sudah memiliki GMT Master dengan tahun produksi yang lebih muda yaitu tahun 1978 yang memiliki insert bezel berwarna hitam.

GTG Ke-6 KRONOMETROFILIA 27 Nov 2010

Tanggal 27 November 2010, kembali KRONOMETROFILIA (komunitas Penggemar Jam Indonesia) mengadakan GTG (Get ToGether) di rumah makan Omah Sendok di daerah Senopati. Acara GTG memang bukanlah acara yang secara rutin dilakukan dalam setiap waktu tertentu, kalau ada anggota yang inisiatif untuk mengadakan GTG dan banyak member yang bisa maka kegiatan bisa dilakukan. Anggota yang hadir saat itu sekitar 22 orang, dimana 2 orang anggota datang lambat dan tidak sempat berfoto.

Seperti hal-nya GTG-GTG sebelumnya, prioritas dan sajian utama acara adalah koleksi rekan-rekan komunitas yang digelar dalam acara itu. Biasanya koleksi-koleksi yang baru didapat akan dibawa untuk di share dengan yang lainnya. Dalam posting kali ini saya tidak akan sharing beberapa foto kegiatan tersebut dan koleksi-koleksi yang menarik untuk disimak (selain koleksi yang saya bawa..).

Dari beberapa rekan komunitas, ada beberapa rekan yang memiliki fokus yang jelas dalam memilih koleksi-nya. Salah satunya adalah Bung Rudy yang fokus untuk mengoleksi jam-jam vintage buatan Rusia. Koleksi ini menarik karena merupakan salah satu bukti sejarah bagaimana jayanya Uni Soviet pada masa itu dan program2 propagandanya yang salah satunya dilakukan lewat desain jam tangan. Semua jam rusia yang dibawa pada saat GTG masih terlihat mulus dan bagus. Gambar dibawah menunjukkan beberapa desain jam diver rusia vintage.

Rekan lain yang fokus dan koleksinya unik adalah Bung Haryo (HSW), yang memiliki ketertarikan pada jam merek GARUDA. Menurut saya merek ini unik karena merupakan salah satu bukti keinginan kuat pemerintahan Soekarno pada masa itu untuk menunjukkan kejayaan negeri ini. Rekan Haryo terlihat sedang menjelaskan apa dan bagaimanasejarah merek Garuda dan keberadaannya hingga saat ini. Di sebelah kiri HSW adalah Bung Rudy yang memiliki koleksi jam rusia antik yang luar biasa.

Jam dibawah adalah salah satu contoh bagaimana pemerintah Uni Soviet dulu melakukan propaganda terhadap program-programnya ke masyarakat melalui desain jam. Jam sebelah kanan yang berwarna merah memiliki desain jarum yang uni. Jarum jam ditunjukkan dengan bentuk 'Palu' sedangkan jarum menit ditunjukkan dengan bentuk seperti 'sabit'. Sedangkan yang sebelah kiri bergambar bintang merah dan tulisan Rusia yang berbunyi 'Perestroika". Walaupun kedua jam ini sudah cukup tua, tapi kondisinya masih sangat bagus!

Sebelum acara GTG ini berlangsung, ada beberapa jam yang sangat ingin saya lihat secara langsung. Salah satunya adalah ini: LONGINES Military dari perang dunia ke-2. Longines ini diproduksi tahun 1952-1954 dan merupakan jam resmi bagi tentara Inggris pada saat itu. Desain Longines ini berbeda dengan desain jam militer lain dalam periode yang sama, karena desain casing dibuat lebih besar sekitar 37mm tanpa crown. Jarum menggunakan model 'kepala cobra' dan matte dial yang semuanya masih jelas terbaca. Tipe ini diyakini sebagai salah satu jam militer otentik yang banyak dicari oleh penggemar jam militer antik karena sejarah dan keberadaannya yang sangat jarang.

Jam di bawah adalah salah satu jam yang saya sukai dari segi desain dan konstruksinya. SINN U2 yang merupakan pengembangan dari versi pendahulunya U1. SINN U2 ini merupakan jam diver untuk kedalaman 2000m dan memiliki feature GMT. Apa yang membuat saya suka dengan jam ini? pertama dalah karena desainnya yang semuanya berwarna titanium, jadi tidak menyolok seperti kalau dibuat dengan bahan steel. Kedua, adalah desain dial yang menurut saya cukup sederhana dan memiliki ciri khas. Dan ketiga, tentu saja konstruksi jamnya yang sangat kokoh dan mantap saat dikenakan.


OMEGA dibawah adalah salah satu Omega memomatic tercantik dan termulus yang pernah saya lihat. Warna dominan abu-abu dan kombinasi jarum detik orange membuat para penggemar Omega antik selalu mencari OMEGA Memomatic dengan variasi dial seperti ini. Sungguh sulit untuk bisa mendapatkan sebuah Memomatic dengan kondisi seperti ini. Penunjuk waktu alarm tidak ditunjukkan dengan jarum melainkan lempengan disk. Dan uniknya, penunjuk alarm tidak hanya 'jam' saja tapi juga 'menit'. Penunjuk alarm untuk menit ditunjukkan dengan 2 garis bewarna orange. Jadi dengan Memomatic ini kita bisa atur jam agar berbunyi pada pukul 02.10...!

Seorang rekan, Bung Iim datang dengan koleksi "mini Me" nya dan semuanya dipakai di satu tangan! ketiga jam itu adalah Breitling triple date moonphase, Omega bumper edisi awal sub second dan sebuah jam dengan enamel dial yang unik.

TISSOT dibawah ini merupakan salah satu jam Tissot vintage sport yang termasuk sulit untuk ditemukan, terutama dalam kondisi yang masih bersih dan bagus seperti ini. TISSOT ini menarik karena dialnya atraktif dan colourful. Selain itu bentuk casingnya juga unik karena bulat cenderung lonjong dengan tanpa lugs seperti halnya jam biasa. Movement menggunakan manual winding chronograph produksi dari Lemania, yang dikenal tangguh dan banyak dipakai oleh produsen jam ternama.

Well..well..welll..speechless waktu saya melihat jenis seiko yang satu ini! dikenal dengan nama Seiko "Tuna" karena mungkin desainnya mirip kaleng tuna (?). Jam-jam seiko diver ini bukan jam diver sembarangan karena dibuat dengan sangat baik, hanya untuk konsumsi domestik Jepang dan dengan ketangguhan yang teruji. Emperor Tuna merupakan jam diver 1000m dengan movement automatic sedangkan Darth Tuna adalah seiko diver quartz. Dimensi seiko ini besar, tapi saat dipakai masih terlihat pas dan nyaman.


OMEGA Speedmaster Moonwatch adalah salah satu jenis Omega yang paling banyak dikoleksi oleh para pecinta jam antik karena Moonwatch adalah salah satu jenis klasik dan iconic dari merek ini. Kebetulan pada acara GTG ini ada beberapa speedmaster dari 3 generasi yang berbeda yang berhasil dikumpulkan, yaitu Speedmaster cal.321, pre moon cal.861 dan moonwath cal.861. Semua jam ini masih dalam keadaan yang bagus dan original.

OMEGA jenis lain yang juga merupakan incaran para penggemar Omega adalah Omega Flight master yang didesain omega memang untuk para pilot pada tahun 70-an. Kedua FM yang ada pada GTG masih dalam keadaan bagus. Keberadaan Omega FM semakin sulit ditemukan terutama dalam keadaan yang masih bagus dan original.


Sekarang kita lihat ROLEX. Jenis ROLEX yang masih banyak ditemukan dan juga disukai oleh banyak orang untuk dikoleksi adalah ROLEX GMT 1675. GMT satu-satunya yang ada pada GTG kali ini adalah milik Bung Reza. Kondisi 1675 ini masih sangat bagus dengan casing yang sepertinya belum pernah dipoles. Dial juga bersih. Salah satu hal yang banyak membuat para penggemar Rolex semakin tertarik adalah desain bezel-nya yang warnanya sudah mulai memudar dengan merata dan cantik. Warna bezel seperti ini sangat sulit didapat. jam ini masih memiliki box original.
Rolex dibawah adalah Rolex day-date solid 18K White gold yang disinyalir jauh lebih sulit didapat daripada yang versi 18K yellow gold, apalagi dalam kondisi yang masih sangat baik seperti ini. Disampingnya adalah Rolex date ref.6530 yang memiliki jarum model pedang, jarum detik blued steel dan tanggal yang menggunakan warna berbeda. Kondisi dial sudah menua tapi masih terlihat cantik!

Rolex Royal dibawah adalah jenis Rolex paling mungil dalam GTG kali ini. Jam ini sudah sangat tua dan sebenarnya jam ini adalah jam laki-laki. Tapi pada era awal tahun 50-an atau akhir 40-an rata-rata jam pria memiliki dimensi yang kecil seperti ini, sekitar 32mm. Jarum, dial dan crown masih original dan masih terlihat cantik walaupun uzur.

Dua jam chronograph antik di bawah ini merupakan contoh jam sport antik yang nggak akan bakalan sering anda lihat sehari-hari. Sebelah kiri adalah sebuah ROYCE manual winding chronograph dengan warna dial yang unik, coklat kemerahan. Sedangkan sebelah kanan adalah sebuah TITUS manual chronograph dengan kondisi yang masih sangat bagus dan memiliki dial berwarna biru. Kedua jam ini masih berjalan normal dan terawat baik.

GTG hari ini rencananya akan selesai sampai pukul 14.00, tapi masih banyak rekan yang tetap berkumpul sampai sore karena acara seperti ini memang tidak setiap saat bisa dilakukan. Beberapa rekan juga baru muncul selewat jam 14.00. GTG selanjutnya kemungkinan akan dilakukan di Bandung, waktu kegiatan masih belum ditentukan.

SALAM KRONOMETRO!

Thursday, November 18, 2010

Part Aftermarket (Non Genuine) Pada Jam Antik: Sebuah Pendapat

Dunia jam antik adalah dunia yang sangat menarik dan menantang (tentu bagi yang suka). Menarik adalah karena jam antik merupakan sebuah bukti sejarah romantisme masa lalu dimana sebuah periode sejarah dilalui. Menarik, juga karena seringkali sebuah jam antik itu menggambarkan atau merupakan bukti otentik sebuah kejadian di masa lalu. Dan yang paling sering saya dengar adalah, Menarik karena si pemilik memiliki ikatan emosional dengan jam antik tersebut. Misal, jam itu seperti jam yang pernah dimiliki oleh kakeknya dulu. Atau jam itu adalah pemberian orang tuanya ketika seseorang lulus SMP atau apapun yang terkait erat dengan sisi emosional seseorang.
Menantang, karena tidak semua jam antik itu memiliki value yang bagus untuk disimpan (ini kalau kita melihatnya dari sisi investasi juga) dan tidak semua jam antik yang beredar atau dijual itu 'benar' dan genuine. Kenapa? secara logika saja, jam yang umurnya sudah 50 tahun sangat pasti ada beberapa bagian dari jam itu yang sudah bukan aslinya. Karena faktor umur dan penyimpanan serta pemakaian seringkali memperpendek umur parts dari sebuah jam. Tulisan kali ini ingin menceritakan sebuah kenyataan yang sering saya jumpai dalam pengalaman mengumpulkan jam antik, yaitu parts aftermarket. Aftermarket, menurut definisi artikel ini adalah parts pengganti yang bukan dibuat oleh pabrikan asli jam tersebut. Ada yang bilang parts palsu, ya ada benarnya juga karena memang bukan dibuat oleh pabrik jam tersebut. Untuk lebih halusnya saya sebut saja "aftermarket".
Dalam gambar diatas anda bisa lihat sebuah Bullhead koleksi saya yang menurut saya insert bezel-nya adalah part aftermarket. Kenapa? berdasarkan pengamatan saya terhadap sekian banyak Bullhead yang pernah saya miliki dan lihat, juga berdasarkan amatan pada brosur asli Seiko pada tahun 70-an, Seiko bullhead tidak pernah memiliki insert bezel dengan tulisan 'Tachymeter' berwarna kuning, melainkan putih. Semula saya juga ragu dengan dial serta jarum, tapi menurut amatan seorang rekan yang memang gemar Seiko dan memiliki pengetahuan luas, dial dan jarum jam masih original. Kondisi Seiko bullhead yang saya miliki ini memang bagus sekali dan bersih, bahkan rantai-nya masih original bawaan dari tipe ini.
Yang menjadi menarik adalah pertanyaan berikut: apa saja bagian yang masih bisa 'diterima' kalau menggunakan parts aftermarket? menurut saya, jawaban ini tergantung dari prinsip kita dalam mengoleksi dan standar akan sebuah jam antik dan juga tergantung pada merek jam. Misal untuk Rolex. Bagian jam yang sebaiknya masih original adalah: Dial, Casing, Rantai dan tentu saja movement. Seringkali jarum jam dan mika (kalau rolex antik) merupakan bagian yang tidak harus genuine karena parts yang aftermarket juga sangat mirip dengan yang original sehingga seringkali sulit untuk dibedakan, terutama jarum jam. Foto 2 Rolex diatas adalah contoh sebuah jam antik yang berusia hampir 50 tahun dengan kondisi yang mendekati 100% genuine. Yang paling sulit adalah menemukan sebuah Rolex antik dengan jarum yang sesuai dengan pakem pada periode jam itu di produksi. jarum jam yang digunakan pada Rolex tahun 50-awal 60-an adalah model pedang (dauphine) dan model daun (leaf hands) seperti terdapat pada contoh diatas. Jarum jam dengan model dauphine pernah saya lihat aftermarket-nya, tapi untuk model leaf hands saya belum pernah lihat, tapi saya yakin ada. Nah, yang bisa menunjukkan jarum itu benar leaf hands atau dauphine yang otentik bawaan jam tersebut adalah dengan melihat kondisinya. kalau bersih sekali seperti baru, saya kin jarumnya sudah diganti dengan yang aftermarket. Karena selama puluhan tahun pasti sudah terjadi oksidasi dan perubahan pada kondisi jarum yang asli. Saya sering melihat sebuah jam Rolex antik tahun 50-60an dengan desain indeks seperti diatas menggunakan jarum jam model lurus biasa. jarum jam yang dipakai bukanlah palsu karena jam itu di service di Rolex Service Centre. Karena over haul di RSC banyak bagian yang diganti dari jam itu termasuk jarum jamnya. Bagi saya, keindahan jam itu jadi 'terganggu' karena tidak sesuai dengan pakem yang sebenarnya.

Untuk mika saya yakin sudah pernah diganti, mungkin dengan yang aftermarket. Karena mika kalau masih asli pasti kondisinya sudah sangat buram bahkan mungkin sudah 'retak seribu' karena faktor usia. Pernah, saya dan seorang rekan berusaha mengidentifikasi dan membuat 'standar' penampilan sebuah mika rolex itu asli atau aftermarket. Ternyata sulit sekali, terutama mika dengan besaran magnifier yang serupa dengan yang asli. Pernah saya bandingkan sebuah mika yang diperoleh dari Rolex service centre dan mika yang saya yakin aftermarket (karena saya belinya Rp.200 ribuan). Ternyata besaran magnifier-nya sama! kemudian saya coba lihat dari sisi desainnya. Ada yang bilang lengkungan mika rolex seperti ini dan aftermarket seperti itu. Tapi setelah di konfrontir dengan beberapa sample, standar itu ternyata juga tidak berlaku karena ada beberapa model mika rolex. Karena dasar itulah maka saya berpendapat bahwa mika rolex adalah bagian yang tidak mesti genuine untuk sebuah Rolex antik.

Gambar dibawah adalah beberapa jenis Rolex antik yaitu model 1601 dan 16013. Kalau dilihat secara fisik kita sulit untuk membedakan mana Rolex yang masih menggunakan jarum jam yang asli dan mana yang aftermarket, karena semuanya tampak sama! begitu juga mika-nya.

Kembali, diterima tidaknya parts aftermarket sangat tergantung bagiamana kita menentapkan standar bagi jam antik yang hendak kita koleksi. Seseorang yang beraliran purits tentu mengusahakan agar semua bagian dari jam itu otentik, genuine dan sesuai dengan pakem yang berlaku pada periode saat itu. Tapi bagi pencinta jam antik yang mengutamakan kebersihan tentu membolehkan refurbished dengan parts aftermarket, selama parts yang diganti itu bukanlah bagian2 yang prinsip seperti telah disebutkan diatas.
Bagaimana dengan merek jam lain seperti Omega, Titus, Mido dll? prinsipnya sama, anda termasuk golongan yang mana? purist-kah atau bukan? tentu masih bukan perkara mudah juga untuk bisa mendapatkan sebuah Titus 77 jewels dengan kondisi yang bagus dan otentik. Kembali kepada anda, toleransi apa yang anda buat terhadap part yang boleh diganti dengan aftermarket.

3 buah Omega Speedmaster diatas adalah Omega antik yang kebetulan semuanya masih genuine, mulai dari crown, rantai sampai mika masih original bawaan jam tersebut. Untuk kasus Omega mungkin akan lebih mudah untuk identifikasi mika asli atau bukan karena Omega selalu menempelkan logo mereka di tengah-tengah mika dan bisa dilihat dengan menggunakan kaca pembesar atau didekatkan cahaya.

Parts aftermarket bukanlah barang tabu untuk sebuah jam antik. banyak orang yang memang fokus untuk membuat parts ini untuk mengisi peluang bagi orang-orang yang ingin merestorasi jam antiknya untuk bisa kembali menjadi indah dilihat dan bagus saat dipakai. Karena memang pihak pabrikan mungkin sudah tidak membuat parts seperti itu lagi. Yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan kanibal terhadap jam sejenis atau membeli aftermarket parts.


Tuesday, November 16, 2010

SEIKO: Jangan Dipandang Sebelah Mata..

Seringkali saya mendengar bagaimana persepsi seseorang yang masih rendah terhadap merek SEIKO, sebuah merek yang saya yakin sebagian besar masyarakat kebanyakan di indonesia mengetahuinya. "Ah jamnya cuma seiko aja, bagusnya apa sih?" atau "Kalau seiko sepertinya kualitasnya tidak sebagus jam-jam buatan Swiss ya", bahkan beberapa orang yang saya ketahui bahkan sama sekali tidak mau tahu Seiko, karena bagi mereka kalau jam ya harus buatan Swiss. Pandangan rendah terhadap Seiko masih seperti itu karena memang product range Seiko menyasar hampir semua segmen pasar, dari mulai harga ratusan ribu (contoh, Seiko 5) sampai ratusan juta (contoh, Credor Sonnerie). Seiko mungkin satu-satunya produsen jam yang memiliki target pasar yang lengkap seperti ini. Pandangan rendah terhadap Seiko kemungkinan juga disebabkan oleh ketidak tahuan mereka akan pencapaian yang pernah Seiko buat dalam dunia Horologi. Dan tulisan ini berusaha menunjukkan beberapa milestone Seiko yang merupakan pencapaian yang sangat signifikan dalam dunia horologi.

1. SEIKO, bisa disebut sebagai Haute Horlogerie karena SEIKO mengupayakan segala proses design, movement development, pembuatan parts dan asembling produk akhir dilakukan secara in-house. SEIKO tidak membeli ebauches atau movement dari luar perusahaan. Saat ini tidak banyak produsen jam yang secara total melakukan apa yang SEIKO miliki karena untuk bisa membuat movement secara in-house membutuhkan waktu lama dan biaya yang sangat besar, karena itu jalan keluar yang praktis sekaligus murah adalah dengan membeli movement dari perusahan lain seperti ETA, Sellita, Ronda dll. Sebutan sebagai Haute Horlogerie adalah sangat terhormat dan bisa disejajarkan dengan nama-nama besar lain seperti Rolex, Patek Philippe, Eterna dll.

2. Pada tahun 1969, dunia horologi dikejutkan dengan munculnya untuk pertama kali secara komersial sebuah jam dengan movement Quartz yang dikeluarkan oleh SEIKO. Tahun itulah dimulainya sebuah revolusi baru dalam dunia horologi, yaitu era jam quartz, dimana akhirnya banyak membuat produsen jam mekanik Swiss menjadi kelabakan dan banuak yag akhirnya menutup usahanya. Kemunculan Astron sangat mengagetkan karena saat itu produsen jam Swiss masih berkutat dengan desain dan uji coba untuk generasi baru movement ini. SEIKO tidak hanya berdiam begitu saja tapi terus melakukan inovasi pada movement quartz mereka hingga beberapa jenis movement quartz mereka digolongkan sebagai high-end Quartz (HEQ). Movement HEQ ini diapliasikan pada tipe Grand Quartz, King Quartz dan bebrapa tipe premium Seiko. Tetap saja movement canggih ini dipandang sebelah mata oleh masyarakat terutama diluar Asia.

3. SEIKO Diver merupakan salah satu jam yang populer di kalangan penyelam profesional (water resist > 200m) di dunia, selain tentunya Rolex Submariner dan Sea-dweller. Jam-jam diver profesional Seiko tidak menggunakan helium escape seperti yang bisa dilihat pada merek Rolex, Omega dll. Desain casing Seiko yang tangguh telah mampu menahan movement dari kerusakan akibat tekanan dalam air > 300m. SEIKO Diver seperti Tuna, Sumo, Samurai, Monster dll menjadi langganan para professional diver di seluruh dunia. Seri vintage dari Seiko diver seperti 6309, 6306, 6217, 6105 dll menjadi semakin banyak dicari untuk dikoleksi karena diyakini nilainya akan semakin tinggi dimasa mendatang. Hal yang menarik dari seri vintage ini adalah banyaknya prajurit AS yang mengenakan jam diver jenis ini (terutama 6309 dan 6105) saat ekspansi ke Asia pada akhir 60-an sampai awal 70-an. Hal ini disebabkan karena konstruksi Seiko diver vintage yang tangguh, mesinnya bandel dan penampang dial yang besar sehingga memudahkan bagi mereka untuk mengetahui waktu. Hal ini sangat bertolak belakang dengan jam resmi bagi prajurit sekutu yang hanya berdiameter 34mm dan menggunakan movement yang biasa saja.

4. Salah satu jenis Seiko vintage yang banyak dikoleksi adalh seri sport automatic chronograph, baik dari seri 6139, 6138 ataupun 7016/7. Movement yang digunakan pada jam-jam tersebut menggunakan automatic chronograph pertama yang menggunakan "vertical clutch" atau "coloumn wheel". Penggunaan coloumn wheel dalam chronograph sebelumnya sudah digunakan oleh Lemania, Venus dll namun untuk aplikasi pada movement automatic chronograph pertama kali digunakan oleh seiko pada akhir tahun 60-an untuk seri 6139. Penggunaan cloumn wheel di klaim sebagai salah satu konstruksi chronograph yang lebih stabil, tangguh dan akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan konstruksi "train wheel" yang banyak dipakai pada tahun-tahun tersebut. Dan memang akhirnya penggunaan coloumn wheel mechanism pada movement automatic chronograph menjadi trend baru di masa selanjutnya. Ketangguhan konstruksi coloumn wheel chronograph ini ternyata menarik minat Tag Heuer yang akhirnya memutuskan untuk menggunakan basis movement cal.1887nya dengan mengambil movement Seiko ini. opularitas Seiko sebagai pencetus penggunaan coloumn wheel pada movement automatic chronograph seolah tenggelam karena pada saat itu muncul juga automatic chronograph movement yang sangat hebat yaitu El Primero. Movement ini adalah auomatic chronograph satu-satunya dan pertama kalinya di dunia yang memiliki high beat 36,000 bph.

5. Salah satu pencapaian terbaik SEIKO diluncurkan beberapa tahun lalu dengan mulai diproduksi secara komersial mekanisme SPRING DRIVE. mekanisme baru ini merupakan jawaban seiko atas masalah yang sering terjadi pada mekansime jam mekanikal yaitu akurasi dan kestabilan terhadap pengaruh gravitasi bumi. Pada mekanisme umum jam mekanik, jalannya jarum jam, menit dan setik sangat bergantung pada "balance wheel" yang ternyata rentan terhadap unsur graviasi (rentan disini tidak ekstrem tapi tetap berpengaruh). Salah satu jalan keluar yang dilakukan oleh para produsen jam di Swiss adalah dengan mengeluarkan ourbillon, sebuah temuan lama abad 19 yang saat ini kembali menjadi trend untuk jam-jam high-end. Fungsi utama ourbillon adalah untuk mengurangi efek dari gravitasi bumi. Teknologi SPRING DRIVE memiliki "tri-synchro regulator' yang mampu menjaga pergerakan balance wheel lebih konsisten dan stabil dibandingkan dengan tourbillon. SPRING DRIVE membuat jalannya jarum detik menjadi sangat halus dan konsisten tanpa ada jeda barang sepersekian detik pun. ergerakan jarum yang sangat halus ini mereka sebuat sebagai 'glide motion' dan bunyinya sangat senyap, sesuai dengan kampanye yang menyertai mekanisme ini yaitu THE QUITE REVOLUTION!

6.Jam-jam Swiss pada era sebelum tahun 70-an masih memerlukan memutar crown untuk memindahkan calendar. Mekanisme ini tentu saja mengganggu jalannya penunjuk waktu karena perpindahan calendar memerlukan pergerakan jarum jam. Pada era yang sama, SEIKO telah mengeluarkan sebuah mekanisme 'quick set date' melalui 'lever setting stem', dimana perindahan calendar bisa dilakukan secara terpisah tanpa mempengaruhi pergerakan jarum. SEIKO juga melakukan variasi sistem quick set date ini dengan membuat mekanisme 'date pusher' yang lebih praktis dan cepat. Mekanisme ini bisa dijumpai pada seri bellmatic 4006 dan chronograph 6139. Ternyata mekanisme ini kemudian menjadi trend baru bagi produsen jam di dunia.

Tulisan ini sama sekali bukan hendak memuja-muji SEIKO (karena saya suka merek ini), atau merendahkan merek lain. Saya hanya ingin meihat SEIKO dari sisi yang lain yaitu dari sisi pencapaian yang telah mereka tunjukkan dan kemudian menjadi trend dalam dunia horologi. Tentu saja Seiko tidak bisa (atau malah seharusnya bisa untuk beberapa kategori) dengan misalnya Rolex atau Omega. Karena seringkali brand image sebuah jam bukan tergantung pada inovasi dan teknologi yang mereka miliki tapi pada positioing dan kampanye yang dijalankan. Kalau bicara mengenai inovasi, SEIKO telah banyak menelurkan banyak hal baru dalam dunia ini. Tapi value-nya di market secara umum ternyata masih di bawah Rolex, walaupun banyak juga Seiko yang harganya lebih mahal dari Rolex.

SEIKO adalah jam sehari-hari yang dikenal tangguh. Apalagi kalau kita bicara untk seri yang premium, SEIKO tidak hanya tangguh tapi juga memiliki detil estetika yang tinggi, fungsional dan indah dilihat. Karena itu tidak heran bisa tipe-tipe high-end banyak yang hanya dijual di domestik Jepang saja dan tidak dijual secara luas. Hal ini untuk menjaga eksklusifitas jam tersebut. Suatu kali saya ajak seorang rekan ke sebuah show room Seiko di sebuah mall. Saya ajak dia ke bagian dalam show room untuk memperlihatkan koleksi GRAND SEIKO mereka. Saya minta ditunjukkan sebuah GS GMT dengan menggunakan croco strap. Sederhana namun cantik. Ketika petugas menyebutkan angka Rp.53 juta untuk jam tersebut, teman saya hanya melongo karena ternyata harga GS GM tersebut bisa lebih mahal dari Rolex GMT Master II kristal yang dia pakai saat itu! dan komentarnya sudah saya duga..."SEIKO kok bisa mahal sih?.."

Sunday, November 7, 2010

Usia Jam Boleh Tua, Tapi (Sebaiknya) Masih Bagus

Seorang yang mulai menggemari jam antik biasanya melalui beberapa fase, dan biasanya fase yang pertama adalah "asal antik-beli!", terlepas dari kualitas jam, kemulusan dan ke-otentikannya. Wajar saja karena semangat masih tinggi dan kemauan belajar masih besar sehingga proses membeli jam antik yang tidak otentik, rusak, atau bahkan palsu dianggap sebagai biaya pembelajaran. Fase berikutnya, biasanya mulai selektif baik dari segi kualitas jam antik yang hendak dibeli atau juga merek atau tema yang hendak jadi fokus utama. Ada yang mulai menyadari bahwa ketertarikannya terhadap jam chronograph demikian besar sehingga dia hanya mencari, membeli dan mengoleksi jam chronograph antik. Atau mulai fokus dari segi budget, misalnya hanya membeli jam antik yang tidak lebih dari sekian juta harganya. Macam-macamlah fokus yang hendak dipilih.

Postingan kali ini bertutur mengenai kualitas jam antik yang hendak kita koleksi. Saya buat inti posting ini adalah "boleh tua, asal bagus dan mulus". Karena buat apa simpan jam tua kalau kondisinya sudah rusak. Definisi 'rusak' disini adalah kondisi diluar proses alami sebuah jam tua seperti dial rusak karena karat, casing rusak karena pernah penyok atau movement yang bermasalah terus. Jam oleh saja berusia tua tapi sebaiknya kondisi juga diperhatikan karena nilainya di masa depan akan lebih baik. Saya sendiri sekarang sudah mulai sangat selektif untuk membeli jam antik yang hendak saya koleksi karena saya tidak mau membuang uang banyak untuk sebuah jam antik yang kalau dipakai membuat kening saya (dan juga orang lain) berkerut karena kondisinya yang 'tidak menyenngkan' untuk dilihat. Tentu saja kriteria atau standar 'mulus dan bersih' bagi setiap orang berbeda-beda. Bisa jadi malah ada orang yang bangga dan senang dengan koleksinya yang terlihat kusam tapi karena memang itu terjadi karena proses alami dan bukan karena cacat.

Gambar jam dibawah adalah sebagian contoh dari kondisi jam tua yang menurut saya masih bagus dan mulus (menurut standar saya tentunya). Usia jam boleh tua, tapi saat dipakai tidak kalah penampilannya dengan jam yang usianya jauh lebih muda!

King SEIKO Day-Date produksi tahun 1974.

ROLEX Datejust Thunderbird Ref.1625, produksi awal tahun 70-an.

UNIVERSAL Polerouter Date gold capped, tropical dial, produksi tahun 60-an.

CITIZEN Chronograph Automatic, produksi pertengahan tahun 70-an

OMEGA Speedmaster "The Moonwatch" Cal.861 produksi tahun 1973

SEIKO Automatic Chronograph "The BIG Blue" Cal.6138. produksi tahun 1974.

Saturday, November 6, 2010

Apakah Semua Jam Antik Bernilai Tinggi?

Seringkali saya mendapat sms, telepon dan email dari seseorang yang menawarkan sebuah jam antik. ang membuat saya kaget adalah jenis jam yang ditawarkan dan harga yang diminta. Sebuah email berbunyi "Saya punya jam Seiko 5 antik sekali peninggalan orang tua. Katanya sih produksi 50 tahun lalu dan masih berfungsi sampai sekarang. Sangat bernilai tinggi. Saya menawarkan hanya Rp.15 juta saja". Ada beberapa hal yang menurut saya nggak cocok dengan informasi yang diberikan. Jam-nya adalah Seiko 5 dan berumur 50 tahun, padahal 50 tahun lalu Seiko 5 belum ada dan kedua adalah harganya yang asking "Rp.15 juta saja". Bagaimana mungkin sebuah Seiko 5 antik bisa berharga 15 juta? karena saya penasaran, akhirnya saya minta foto dari jam yang katanya berumur 50 tahun. Ternyata seiko 5 yang dimaksud adalah produksi tahun 1974!

Ada lagi yang menawarkan sebuah jam Enicar antik seharga 40 juta. Bagaimana bisa seseorang menentukan harga sebuah Enicar automatic biasa harganya sama dengan sebuah Rolex Submariner? Atau sebuah jam Mido Multifort antik yang dihargai Rp.10 juta. Bagaimana bisa seseorang memberi harga jam antik yang mereka punyai jauh diatas harga pasaran yang standard?

Kemungkinannya adalah orang berpikir bahwa sebuah jam antik pastilah mahal, bahkan bisa lebih mahal dari jam model baru. Jawaban ini tidak sepenuhnya benar karena sangat tergantung dari merek, model dan material jam tersebut. Seperti halnya benda-benda antik lain, tidak semua jam antik memiliki value yang tinggi. Yang saya maksud tinggi disini adalah harga yang ekstrem. Tapi kalau dibilang harganya selalu naik, hal itu banyak benarnya karena ketersediaan jam antik semakin lama semakin sedikit karena memang mereka bukanlah produk yang terus diproduksi. Apalagi kalau sebuah jam antik yang kondisinya masih bagus. Contohnya, jam Titus 77 jewels diatas yang kondisinya masih bersih dan mulus serta otentik, maksudnya movement yang digunakan memang untuk Titus 77 jewels yang banyak memiliki jewels yang tidak fungsional sebanyak 77 buah, bukan jam Titus 77 tapi menggunakan movement Titus biasa. Untuk jam-jam biasa tapi dengan kodisi seperti itu saya yakin nilai-nya akan semakin tinggi walau peningkatannya tidaklah signifikan setiap tahunnya. Saya ingat sekali saat pertama kali membeli jam2 Titus seperti itu beberapa tahun lalu sekitar Rp.300 ribu, itupun kayaknya berat sekali beli jam Titus seharga itu. Tapi untuk kondisi sekarang orang mau beli diatas sejuta untuk jam Titus yang sama dalam kondisi bagus dan otentik.

Dari pengalaman saya mengoleksi jam antik sejak tahun 1997 menunjukkan bahwa apresiasi orang terhadap sebuah jam antik semakin tinggi. Bukti yang paling nyata adalah dengan semakin banyaknya blog, website atau forum2 dunia maya yang mempunyai fokus pada jam antik, baik hanya sekedar memajang koleksi ataupun jual-beli. Hal ini wajar saja karena memang dunia jam antik ini sangat menarik (tentunya bagi yang suka) dan bisa jadi peluang bisnis yang baik asalkan kita memiliki sumber supplier yang baik, pengetahuan mengenai jam antik yang cukup dan network yang luas. Apresiasi yang meningkat ini berdampak secara signifikan kepada demand jam antik yang meningkat dan tentu saja terkait langsung dengan harga dari jam antik itu sendiri. Apalagi demand meningkat tidak disertai dengan pasokan jam antik karena memang jumlahnya yang terbatas.

Bagi seseorang yang sejak lama memiliki dan mengoleksi jam antik hal ini merupakan peluang untuk mendapatkan gain yang besar dari koleksinya. Apalagi kalau koleksi yang dimiliki semua dalam kondisi bagus dan terawat, orang akan dengan senang hati membayar dengan harga yang lebih tinggi, karena peluang untuk mendapatkan sebuah jam antik dalam kondisi bagus semakin sulit. Seorang teman penggemar jam antik pernah menjual banyak koleksinya bukan karena alasan finansial tapi karena bosan, dan untk hal itu dia memang mendapatkan gain yang baik dari nilai uang yang pernah dia keluarkan sebelumnya untuk membeli jam-jamnya. Tapi ketika rasa rindu akan jam antik muncul dan hendak membeli jam-jam antik dia mengalami kesulitan karena kualitas barang yang ada tidak sesuai dengan standar-nya akan jam antik dan terlebih lagi karena harganya yang sudah jeuh lebih mahal.

Kembali ke soal value jam antik. Saat ini ada beberapa brand yang dipahami sebagai brand yang memiliki value yang bagus untuk disimpan. Diantaranya adalah Omega, Seiko dan Rolex, dalam konteks jam antik. Tentu saja merek2 seperti Patek Philippe, Breguet, VC termasuk dalam kategori itu, hanya saja kita disini bicara merek yang seringkali keberadaannya masih kita jumpai. Rolex masih menjadi pilihan utama karena merek ini sudah seperti komoditas yang paling likuid untuk 'diuangkan' ketika ada kebutuhan mendesak, karena semua orang dari mulai orang dusun sampai kelompok elite mengenal brand ini. Memang saat beberapa tahun lalu Rolex terutama tipe sport antik mengalami kejatuhan yang luar biasa dalam harga karena imbas dari krisis di Amerika dan Eropa, sebagai pasar terbesar dari Rolex jenis ini. Karena itu harga tipe tersebut turun banyak dan karena itu banyak orang bilang bahwa saat ini adalah saat yang tepat untuk membeli dan menyimpan Rolex sport antik karena dalam waktu dekat nilainya akan naik lagi seiring dengan berakhirnya krisis di zona tersebut.

Menurut saya, mengumpulkan dan mengoleksi jam antik bisa jadi merupakan sebuah sarana investasi yang baik asalkan kita bisa selektif dalam memilih koleksi kita. Merek-merek yang mainstream seperti Titus, Mido, Rado, mega, Seiko, Rolex dll masih banyak bisa kita jumpai di kalangan penggemar jam antik, tapi sebaiknya pilihlah jam antik yang masih dalam kondisi baik dan berfungsi. Jadi tidak "asal antik lantas dibeli" karena value sebuah jam antik juga terkait dengan kondisi jam-nya. "Investasi" yang saya maksud disini juga bukan maksudnya investasi yang memberikan gain besar dalam waktu singkat. Karena dunia jam antik bukan seperti bursa saham atau valuta asing yang kadang bisa memberikan gain yang besar dalam waktu pendek. Akan lebih menyenangkan jikan anda tidak melulu memikirkan sisi 'investasi' dalam koleksi jam antik anda, tapi lebih fokus pada menikmati koleksi yang anda miliki sekarang dan peningkatan nilai yang terjadi anggaplah sebagai 'bonus'.

OMEGA Seamaster Calendar Cal.503, Rare Big Size!

Sebelumnya saya memiliki sebuah Omega Seamaster Cal.505 yang diameternya lebih besar dari Omega antik pada umumnya. Awalnya saya kira itu adalah jam 'franken' karena sebelumnya saya be;um pernah menemukan referensinya. Ternyata beberapa hari lalu saya mendapatkan sebuah Omega antik Cal.503 yang dimensinya juga lebih besar dari Seamaster Calendar yang sering dijumpai.

Jam ini masih memiliki dial yang dalam kondisi sangat bagus dengan indeks dan jarum berwara emas. Mika masih original dengan terdapat logo Omega di tengah-tengah mika. Rantai model 'beras' juga masih belum pernah dipotong. Gambar dibawah menunjukkan perbedaan diameter dari Cal.503 versi yang lebih tua. Kemungkinan diameter Seamaster Calendar Cal.503 ini sekitar 37mm sedangkan versi yang lebih tua sekitar 34-35mm.


Kondisi caseback dan rantai masih terlihat jelas sudut-sudutnya, menunjukkan bahwa jam ini masih belum banyak terkena mesin poles yang dapat membuat sudut jam menipis.