Monday, May 30, 2011

BREITLING Original VS Palsu

Kualitas jam-jam palsu (dihaluskan dengan kata "Replika") semakin hari semakin bagus. Hali ini bisa dilihat dari kualitas dan detail dari setiap sudut jam-jam palsu yang semakin rapih. Sebelumnya saya pernah membahas perbandingan antara Panerai asli dan palsu, dan menurut amatan saya, kualitas panerai palsu sudah sangat bagus.

Kali ini saya coba bandingkan Breitling asli dan palsu. Gambar jam yang ada di posting ini saya ambil dari internet. Yang pertama saya bandingkan adalah tipe Super Ocean heritage yang menurut saya kualitas palsunya sudah baik dan rapih.

Pertama, indeks balok pada Super Ocean Heritage asli dibuat lebih mengkilat permukaannya. Untuk ukuran dan bentuk antara kedua Breitling ini nyaris serupa, hanya finishing akhir saja yang membedakan.

Kedua, Huruf "P" pada tulisan "Super Ocean" berada diatas huruf "A" pada tulisan "Automatic" yang berada di bawahnya. Sedangkan pada SO Palsu, huruf "P" berada diatas huruf "U".

Ketiga, seperti pada jam-jam palsu lainnya, letak dan dimensi angka untuk tanggal berbeda dengan yang asli. Tanggal pada SO asli terlihat dekat dengan permukaan dial, sedangkan tanggal pada SO palsu seperti 'tenggelam' pada dial. Dimensi angka pada SO asli juga terlihat penuh sesuai dengan kotak untuk penunjuk tanggal.

Perbandingan berikutnya adalah untuk Breitling Serie Speciale "The Fighters".

Pertama, Seperti halnya dengan desain 'Serie Speciale' lain dari Breitling biasanya dibuat dengan finishing casing Brushed steel dan tidak polished seperti jenis Breitling pada umumnya. Breitling 'The Fighters' palsu menggunakan finishing steel polished sehingga secara langsung terlihat jelas perbedaannya.

Kedua, Crustal yang digunakan oleh The Fighters asli sudah mengggunakan lapisan anti relfective yang membuat penampilan dial menjadi lebih jelas. Sedangkan yang palsu hanya menggunakan crustal biasa sehingga seringkali memantulkan cahaya.

Ketiga, angka-angka yang tercetak pada inner static bezel pada The Fighters palsu terlihat lebih kecil daripada yang asli.

Keempat, lambang Breitling terutama pada sayap pada The Fighters palsu terlihat lebih kecil. Tapi hal ini sekilas tidak terlihat perbedaaanya dengan yang asli karena perbedaannya sangat sedikit.

Kelima, dimensi dan jenis angka yang digunakan pada The Fighters palsu terlihat berbeda dan lebih kecil.

Ke-enam, indeks batang pada the fighters palsu terlihat lebih tebal dan lebih panjang.

Ketujuh, gerigi pada rotating bezel The Fighters asli terlihat lebih menonjol dan runcing, sedangkan yang palsu cenderung tumpul.


Bagian lain yang bisa diidentifikasi adalah caseback. Pada caseback The fighters palsu terdapat kesalahan cetak terutama pada tulisan "MESSERSCHMITT Bf 109', sedangkan pada Breitling palsu ditulis "MESSERCH 1177 31109".

Friday, May 27, 2011

CREDOR Grand Sonnerie: Seiko seharga US$ 400,000..


Pada tahun 2006, SEIKO (kembali) membuat dunia horology terpesona dengan produk terbaru yaitu CREDOR Grand Sonnerie yang merupakan jam minute repeater mekanik pertama produksi Seiko. CREDOR sendiri adalah salah satu nama yang dipakai Seiko untuk produk-produk ultra high-end mereka (produk high-end lain adalah Grand Seiko).Kata Credor sering disebut sebagai kependekan dari kata dalam bahasa Perancis “Cret” yang berarti terbaik/teratas/terunggul dan “D’or” yang juga berarti emas. Pusat perhatian dan yang menjadi bahan perbincangan para pencinta jam adalah bukan karena harganya yang mencapai US$ 400,000 (atau JPY 34,650,000), tapi lebih kepada teknologi yang ada dalam movement spring drive Credor ini dan kualitas buatannya yang sangat menjunjung tinggi estetika dan budaya adi luhung dari bangsa Jepang.

Ide untuk membuat Grand Sonnerie sendiri muncul ketika pada awal tahun 1999, Masatoshi, salah seorang tim Micro Arts berangkat ke Swiss untuk melakukan presentasi. Ketika dalam perjalanan di kereta api, dia mendengar denting minute repeater dari sebuah jam kantong yang dimiliki oleh salah satu penumpang dalam kereta api itu, yang kebetulan duduk dengan Masatoshi. Segera setelah kembali ke Jepang, ide untuk membuat jam minute repeater untuk Seiko dia lontarkan kepada tim Micro Arts yang lainnya, dan semua anggota tim setuju untuk memwujudkan mimpi itu. Micro Arts Studio adalah sebuah tim bentukan Seiko-Epson yang memiliki misi utama untuk melestarikan dan merealisasikan keagungan budaya Jepang dalam sebuah bentuk jam tangan yang bisa digunakan oleh banyak orang. Tim ini terdiri dari 8 orang (pada saat itu) yang dipilih dan diseleksi secara ketat dari sekian banyak watchmaker, teknisi dan seniman di Seiko. Masing-masing orang memiliki keahlian khusus yang memperkaya keahlian dari tim yang lain.



Bunyi denting bell atau gong bagi masyarakat Jepang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Gong akan terlihat hamper di setiap kuil, prosesi keagaaman atau potongan2 besi yang digantung dan berbunyi ketika angin menggoyangnya. Dan ‘gong’ inilah yang menjadi jiwa dari sebuah Credor. Tim Micro arts berupaya membuat sebuah bunyi repeater di Credor dengan kualitas dan kejernihan yang mendekati atau sama dengan bunyi gong yang sering mereka dengar di kuil2 atau saat upacara ritual yang jernih, jelas dan terkesan damai.



Credor menyebut jam ini sebagai Grand Sonnerie karena memang pola bunyinya tidak seperti jam minute repeater biasa. Berbeda dengan Minute repeater yang membutuhkan intervensi pemakai jam untuk memfungsikannya (biasanya dengan menggeser tuas yang ada di sisi casing), Misal, anda ingin mengetahui posisi jam tanpa melihat, anda cukup mengaktifkan fungsi repeater jam tersebut dan jam akan berdenting sesuai dengan urutan: Jam, per 15 menit atau per menit, tergantung variasinya. sebuah jam Sonnerie tidak memerlukan intervensi pemakai untuk mengaktifkan bunyi gong-nya, mirip dengan prinsip sebuah jam dinding. Karena itu sebuah jam Sonnerie seringkali disebut juga sebagai “Clock watches”. Sebuah jam Sonnerie biasanya terdiri dari 3 pilihan: Silence (tidak berbunyi sama sekali), Grand (berbunyi setiap jam dan 15 menit sekali) serta Petite (berbunyi hanya setiap jam sekali).Bedanya dengan Grand Sonnerie Credor ini ada di pilihan “original”. 



Dari segi kompleksitas, sebuah jam Sonnerie memiliki posisi yang lebih tinggi dari sebuah jam repeater, dan tentu saja lebih kompleks dari segi konstruksi movement. Gambar dibawah menunjukkan perbedaan sumber bunyi dari Credor Sonnerie dan jam minute repeater. Yang disebut ‘Gong’ dalam sebuah Credor Sonnerie memang nyata menyerupai sebuah gong sedangkan repeater hanya berupa lempengan tipis logam yang melingkar dan bergema ketika diketuk. Suara yang dihasilkan tentu saja berbeda, suara ‘gong’ akan terdengar sedikit lebih lama dengan frekwensi nada yang stabil. Keunikan Grand Sonnerie lainnya adalah pilihan untuk menggunakan system decimal. Polanya dalah jam akan berbunyi dengan pola interval bunyi: jam, 10 menit-an, dan 1 detik. Misalkan jam menunjukkan 1:59, maka jam akan berbunyi: satu kali untuk penanda bunyi jam, 5 kali bunyi untuk penanda per 10 menit dan berbunyi 9 kali untuk penanda bunyi detik.




Credor Sonnerie adalah jam Sonnerie sebenarnya dan salah satu yang terbaik suaranya. Ketika fungsi Sonnerie diaktifkan, jam akan secara otomatis berbunyi pada saat jam 1 – 12. Dan ketika jam diposisikan pada ‘original mode’, maka jam akan berbunyi 3 kali pada setiap jam 3, 6, 9 dan 12. Pada posisi jam 8 terdapat sebuah tombol untuk mengaktifkan Sonneri sesuai dengan keinginan bahkan ketika jam di posisikan ‘silence’ atau ‘original mode’, jam terakhir sebelum kedua fungsi itu diaktifkan akan tetap berbunyi. Contoh, ketika jam 7.20 sedangkan posisi kenop dalam posisi silence, sedangkan anda ingin mengetahui jam berapa saat itu, anda bisa memencet kenop itu dan jam akan berdenting sebanyak 7 kali. Jadi anda bisa tahu bahwa saat itu jam 7. Jadi pada saat posisi ‘silence’ anda tetap bisa mengetahui posisi jam berdasarkan bunyi yang dikeluarkan ketika kenop ditekan.





Salah satu rahasia dari bunyi gong Credor sonnerie ini adalah dari material yang digunakan sebagai sumber bunyi. Seiko membuat sumber bunyi gong dari material baja yang dihasilkan secara khusus oleh sebuah keluarga penghasil baja tradisional Jepang, yaitu keluarga Myochin. Munemichi Myochin adalah generasi ke-52 dari keluarga Myochin yang sudah menghasilkan baja kualitas utama selama 850 tahun. Keluarga Myochin awalnya dikenal sebagai keluarga pengerajin baja dan pembuat senjata (termasuk samurai-Katana) pada era Kaisar Heian (akhir abad ke-8 sampai akhir abad 12). Keahlian mereka berkembang tidak hanya membuat senjata saja, namun berkembang dengan membuat gong atau bell untuk ditaruh di kuil dan acara ritual keagamaan. Sebelum memutuskan untuk menggunakan baja Myochin, Seiko terlebih dulu melakukan banyak eksperimen terhadap karakter baja yang dihasilakn untuk mendapatkan karakter dan jenis baja yang sesuai dengan bunyi yang ingin dihasilkan. Uji coba lebih banyak kepada pancaran baja yang dihasilkan, frekwensi nada yang keluar ketika baja diketuk dan bentuk serta ukuran yang sesuai dengan grand desain Credor Sonnerie. Semua ini dilakukan untuk mencari kedekatan suara yang dihasilkan sama seperti suara ‘bell angin’ Myochin.


Untuk mengoptimalkan suara gong yang dihasilkan dan mengurangi efek suara lain yang sekiranya mengganggu, Seiko memutuskan untuk mengadopsi Spring drive mereka memang nyaris tidak terdengar suaranya ketika movement itu bekerja. Movement Credor ini menggunakan spring drive cal. 7R11 yang terdiri dari 112 jewels dan disusun dari 660 buah parts. Power reserve bisa mencapai 72 jam apabila fungsi repeater tidak sering digunakan. Semua komponen utama di poles secara manual oleh para seniman dari Micro Arts Studio yang bisa dilihat dari sapphire crystal. Kerumitan ini dilakukan dengan sangat teliti dan dengan kemampuan yang tinggi sehingga menghasilakn sebuah karya seni yang indah. 




Credor ini dibuat dengan material rose gold dengan diameter casing 42,8mm dengan penggunaan sapphire crystal di depan dan belakang sehingga pemakai bisa menikmati keindahan dan kemajuan teknologi dari Seiko. Karena ini adalah jam minute repeater sonnerie pertama Seiko dengan mengandalkan segala kemajuan teknologi dan estetika yang tinggi maka Seiko memutuskan hanya memproduksi jam ini 3 buah setiap tahun.