Tuesday, December 27, 2011

Hadiah untuk Orang Tercinta

Selama 14 tahun menggeluti dunia jam antik, ternyata saya belum pernah sekalipun memberi salah satu jam antik kesayangan saya kepada orang yang sangat saya hormati sekaligus cintai. Akhirnya, setelah memilah dan memilih jam apa yang sangat saya sukai dari koleksi saya, sayapun berkesempatan untuk memberikannya kepada ayah saya pada saat Lebaran tahun 2011.

Jam yang saya pilih adalah sebuah ROLEX antik Ref.1601 Datejust produksi awal tahun 70-an. Rolex ini saya sukai karena desain warna dial-nya sungguh unik dan belum pernah saya lihat sebelumnya, yaitu berwarna seperti daun tembakau tua. Warnanya seperti perpaduan antara warna coklat tua dan hijau tua. Warna ini muncul bukan karena proses oksidasi tapi memang warna asli dari dial.

Semua tulisan pada dial berwarna emas, sewarna dengan warna jarum jam. Indeks balok dengan aksen putih di tengahnya. Perpaduan warna tembakau, tulisan emas dan jarum berwarna emas terlihat sangat pas dilihat. Rantai jubille masih dalam kondisi bagus dan tebal.


Menurut beliau, selama ini belum pernah memiliki dan memakai sebuah Rolex dan ini adalah kali pertama bagi beliau memakai Rolex. Saya senang sekali setiap kali ke Yogya melihat ayah saya mengenakan jam Rolex yang saya berikan karena memang sangat bagus ketika dipakai. Selain desainnya yang klasik, warna jam inipun unik dan tidak banyak yang menyamai.

Saturday, December 24, 2011

Brand Ambassador ROLEX terbaru: Tiger Woods

Pada tanggal 5 Oktober 2011 lalu, ROLEX mengumumkan secara resmi penunjukan TIGER WOODS sebagai Brand Ambassador. Kerjasama akan efektif mulai sejak tanggal 1 januari 2012. Penunjukan Tiger Woods (selanjutnya disebut sebagai TW) melengkapi jajaran pe-golf professional terkemuka dunia yang juga menjadi Brand Ambassador dari Rolex diantaranya Jack Niklaus, Gary Player dan Arnold Palmer.

Penunjukan ini ternyata mengagetkan banyak kalangan pecinta jam dan mereka mempertanyakan hal yang sama: Mengapa ROLEX memilih TW?. Seperti halnya banyak media mengatakan, sekarang bukanlah era-nya TW, terutama setelah pengakuan-nya yang kontroversial mengenai skandal yang dia lakukan dan perceraian 'mahal' dengan mantan istrinya. Saya sendiri bukanlah pemain golf dan juga pengagum TW. Saya hanya mencoba untuk melihatnya dari kacamata seorang penggemar jam, termasuk Rolex.

Mungkin Anda ingat saat pe-golf muda berbakat Eldrick Tont Woods (nama asli dari TW) bekerja sama untuk pertama kalinya dengan Rolex. Namun, Rolex memutuskan untuk mengaitkan TW dengan sub brand Rolex yaitu Tudor. Entah apa yang dipikirkan Rolex saat itu dengan menunjuk TW sebagai brand ambassador Tudor, dan bukannya dengan Rolex sendiri. Padahal semua kalangan saat itu tahu bahwa TW adalah fenomena baru dalam dunia Golf. Mungkin alasannya adalah karena TW saat itu masih sangat muda dan Rolex ingin memajukan Tudor untuk menyisir target pasar dari kalangan orang muda juga. Sedangkan brand ambassador Rolex lebih banyak dihuni oleh para 'senior' dari TW di dunia golf. Ternyata strategi mengawinkan Tudor dan TW kurang begitu berhasil, sampai akhirnya Rolex mencabut peredaran Tudor TW dari pasar Amerika.

Kejadian ini ternyata tidak membuat ROLEX merubah strategy dengan mencoba mengawinkan TW dan Rolex. Sampai akhirnya perjanjian kerjasama selesai tahun 2002 dan TW dipinang oleh Tag Heuer untuk menjadi brand ambassador mereka selama beberapa tahun (sampai skandal muncul). Dan ternyata keberadaan TW di Tag Heuer berhasil mengangkat brand Tag Heuer. Akhirnya, Tag Heuer tidak lagi memperpanjang kontrak dengan TW (begitu juga beberapa brand besar: Gillette, Gatorade dll) karena skandal yang dilakukan oleh TW sangat mencoreng dunia olah raga, terutama nama besar TW. Sebuah biro riset marketing bahkan menyebut TW sebagai salah satu nama paling beresiko sebagai model iklan.

Terlepas dari mulai pudarnya nama TW dan merosotnya prestasi professional TW, gebrakan Rolex dengan memilih TW sebagai brand ambassador ini tentu membuat banyak orang penasaran. Apakah Rolex memiliki grand strategy untuk menaikkan pamor TW sekaligus juga mereposisi brand Rolex? atau mungkin strategy ini merupakan strategy yang salah? apapun hasilnya nanti, orang-orang hanya bisa menduga-duga saja. Tapi saya yakin, Rolex, sebuah brand yang sangat dihormati, tidak akan gegabah dalam memilih tokoh untuk mewakili brand-nya.

Tuesday, December 20, 2011

BREITLING Chronomat Crosswind Racing

BREITLING adalah sebuah merek yang seringkali diidentikkan dengan dunia Aviasi dan tools untuk penghitung waktu kecepatan dalam olah raga atau keggiatan ekstrim lainnya. Ada 2 jenis desain yang melekat dengan merk ini dan dianggap sebagai Icon brand ini, yaitu Navitimer dan Chronomat. Desain Navitimer dan Chronomat sangat berbeda dan desain ini mengalami evolusi seiring dengan trend di dunia horologi.

Seringkali, ketika saya meng-eksplorasi informasi sebuah jam, saya seringkali mendapatkan informasi yang menarik terkait jam tersebut. Contohnya adalah Breitling Chronomat ini. Awalnya saya beranggapan bahwa Breitling Chronomat ini adalah jenis Chronomat Crosswind biasa, seperti hal-nya Chronomat lainnya. Ketika pertama kali saya terima jam ini, ternyata ada perbedaan dengan tipe chronomat Crosswind yang biasa.

Pertama, Yang sangat berbeda adalah penampilan jam secara keseluruhan. Material jam ini menggunakan finishing brushed sehingga tidak ada bagian dari casing dan bracelet (kecuali elemen gold) yang mengkilat seperti halnya finishing chronomat Breitling pada umumnya.

Yang Kedua, casing Crosswind racing ini ternyata lebih besar yaitu 42,7mm tanpa crown dengan ketebalan 15,3mm. Size ini berbeda dengan Crosswind biasa yang lebih kecil, sekitar 40-41mm.

Saya masih belum tahu kenapa Crosswind ini dinamai Crosswind Racing, apakah mungkin ada kaitannya dengan dunia otomotif? Crosswind Racing diproduksi hanya 2 tahun saja yaitu pada tahun 2003-2004 dengan menggunakan automatic chronograph movement Cal.13 yang menurut saya menggunakan basis movement dari ETA 7750 dengan special adjustment dan mendapatkan sertifikat Chronometer dari COSC.


Jadi, bisa dikatakan bahwa seri Racing ini adalah seri Transisi dari Chronomat Crosswind ke Chronomat Evolution (Seri terakhir Chronomat). Bedanya dengan chronomat evolution yang paling terlihat adalah finishing dan size. Chronomat Evolution menggunakan finishing all polished steel dan size 44mm.

Sunday, November 27, 2011

SEIKO Automatic Power Reserve SARC 018

Suatu kali, saat sedang membuka-buka bagian 'Sales Corner' pada sebuah forum diskusi di Internet, mata saya tertumbuk pada sebuah penawaran jam yang sangat cantik ini. Bisa dibilang ini adalah 'Love at the first sight'. Saya belum pernah melihat Seiko dengan desain seperti ini dan bagi saya desain jam ini sangat sesuai dengan keinginan saya yang memang sedang mencari sebuah Seiko yang desainnya klasik dan...tidak banyak orang yang memakainya..

Seiko cantik ini memiliki ref. number SARC 018 yang merupakan produk Seiko yang hanya dibuat untuk pasar Jepang. Pemilik sebelumnya jam ini juga membelinya ketika dia sedang berlibur di Jepang.

Desain Seiko ini klasik dan unik. Jarum jam menggunakan desain dauphine atau model seperti pedang dengan warna senada dengan warna indeks dan casing, yaitu rose gold. Dial di buat dengan 2 layer yang bertumpuk. Layer pertama merupakan dasar bagi penunjuk tanggal, hari dan power reserve. Sedangkan layer kedua diatas dilubangi sesuai dengan tempat penunjuk tanggal-hari dan power reserve. Warna dial putih bersih yang sangat enak dilihat ketika dipadukan dengan warna rose gold pada indeks, jarum dan casing. Penempatan minute track pada sisi terluar dial menambah kesan klasik pada penampilan keseluruhan dan desain minute track tersebut diletakkan pada layer pertama dial. Jadi desain dial seperti memiliki 'selokan' pada pingggir dial.

Konsep utama desain Seiko ini sepertinya mengacu kepada desain Seiko vintage. Salah satu hal yang menguatkan kesan ini adalah penggunaan box-shape sapphire crystal. Kristal yang digunakan sebagai penutup dial bentuknya cembung dan bukannya rata seperti desain sapphire crystal pada jam seiko modern lainnya. Semula saya kira materialnya adalah hexalite crystal tapi setelah diketuk baru ketahuan bahwa materialnya adalah kristal.

Desain casing, lugs dan crown sangat sederhana dan seperti desain Seiko vintage umumnya. Crown memiliki kode huruf 'S' di atasnya dengan dimensi yang proporsional dengan diameter jam. Dimensi jam sendiri adalah 43x46mm termasuk lugs dan crown.

SARC 018 menggunakan movement automatic generasi terbaru dari Seiko yaitu Cal.6R21 dengan 28,800 bph dan 29 jewels. Movement ini merupakan movement yang memiliki penunjuk power reserve 45 jam. Selain untuk SARC 018, cal.6R21 juga dipakai di seri premium Seiko lain yaitu Ananta (SPB017, SPB 019 dan SPB 021). Konstruksi Cal.6R21 dapat dinikmati melalui sapphire caseback yang dibuat dengan konstruksi screw.

Salah satu yang unik dari jam ini adalah warna strap-nya. Warna yang digunakan adalah burgundy atau juga ada yang menyebutnya sebagai Oxblood color, yang memang kalau dilihat warnanya seperti warna darah, atau mungkin juga warna Red Wine. Motif-nya seperti crodoile pattern. Strap dipadukan dengan deployant buckle dengan warna senada dengan warna casing.

Penampilan Seiko ini sungguh sangat klasik dan timeless. Dengan perpaduan warna dial yang putih dan elemen desain lain berwarna rose gold, membuat jam ini tampil elegan dan formil, sangat cocok buat menemani ke resepsi pernikahan atau acara resmi lain...

Thursday, November 3, 2011

SEIKO Marine Master Professional 300m 'Tuna' SBBN017

Dalam dunia Horology, Seiko diakui memiliki teknologi yang mumpuni dan terkini dalam mendesain dan memproduksi jam-jam untuk para Diver professional di seluruh dunia. Ketangguhan, desain yang baik dan kemudahan dalam penggunaan membuat banyak diver yang memakai Seiko Diver. Salah satu jenis Seiko Diver yang paling banyak dipakai dan dibicarakan di kalangan penggemar jam terutama jam professional adalah jenis Shrouded Divers, yang seringkali dan lebih terkenal disebut sebagai Seiko 'Tuna'. Sebutan ini muncul karena desain Seiko ini menyerupai kaleng ikan Tuna. Seiko Tuna yang saya miliki ini merupakan generasi yang masih diproduksi saat ini di Jepang, yaitu SBBN017.

Beberapa tahun lalu saat untuk pertama kalinya saya melihat seorang teman memakai jam ini terlihat agak aneh. Jam ini sangat eye catching, selain karena size-nya yang 47mm, juga karena desainnya yang 'tanpa kaki' atau lugs dan terlihat seperti kaleng salep yang nempel di pergelangan tangan... :-). Ternyata Seiko Diver 'Tuna' ini banyak diminati oleh para penggemar jam di forum-forum luar. Tipe ini saat itu sulit untuk didapatkan di Indonesia karena memang Seiko Indonesia tidak memasukkan tipe ini secara resmi. Seiko Tuna semuanya masih dibuat di Jepang dan awalnya memang hanya bisa dibeli di Jepang saja. Namun saat ini di Seiko Indonesia kita bisa mendapatkan jam ini dengan mudah.

Keunikan dan ciri khas desain Seiko Tuna terletak pada desain casing yang seolah dilindungi oleh sebuah 'cangkang' yang menyelubungi sebagian besar dari casing jam. Pelindung ini bisa dibuka dengan menggunakan kunci 'L' yang kecil. Seiko mengeluarkan 2 jenis Tuna Quartz dari keluarga 'Marine Master' yaitu SBBN015 yang menggunakan rantai dan bezel hitam sedangkan SBBN017 yang menggunakan tali karet dan bezel steel. Jam ini menggunakan Dual Carved Hardlex yang terlihat cembung apabila dilihat dari samping. Desain ini dibuat agar ketika Diver ingin melihat waktu dapat tetap terlihat jelas.

Indeks dan jarum menyala dengan terang ketika di tempat gelap. Hal ini disebabkan karena penggunaan material Lumibrite yang merupakan zat lume non-radioactive terbaik yang ada. Zat ini juga dipakai oleh banyak merek jam ternama Swiss dan mereka menyebutnya sebagai Super Luminova. Dimensi Indeks berbentuk bulat dan agak besar serta desain jarum jam dan menit yang juga besar untuk mempermudah dalam melihat waktu.


Tuna ini menggunakan quartz movement Cal.7C46, merupakan quartz movement yang tangguh dan hanya memerlukan penggantian baterai setiap 5 tahun sekali. 7C46 dibuat bukan untuk mengutamakan akurasi (akurasi +- 15 detik /bulan), tapi lebih kepada ketangguhan movement yang disesuaikan dengan tinkat tekanan dari jam Diver profesional. Oleh karena itu Cal.7C46 dibuat hanya khusus untuk tipe Diver profesional Tuna saja.


Tuna ini menggunakan rubber strap yang bahan bakunya dibuat khusus oleh Seiko agar tetap nyaman dipakai dan tangguh ketika digunakan untuk kegiatan deep diver. Strap menggunakan single keeper yang terbuat dari titanium. Rubber strap ini berukuran 22mm dan dibuat lebih panjang dari ukuran strap biasa agar bisa dipakai diluar baju selam yang tebal.

Penampang Seiko Tuna ini memang besar, sekitar 47mm, tapi ketika dipakai ternyata tidak terlihat kebesaran. Mungkin karena jam ini tidak memiliki lugs sehingga terlihat lebih kecil. Seperti hanya jam-jam dengan diameter besar, ada peluang untuk mengganti-ganti strap dengan beberapa alternatif, seperti Strap kulit atau rantai.



Wednesday, November 2, 2011

OMEGA Seamaster Gold Capped Cal.503

Pesona Omega antik ternyata masih begitu kuat buat saya. Setelah 'berusaha' menjual beberapa koleksi Omega antik dengan tujuan untuk mengurangi kuantitas koleksi, ternyata seringkali saya rindu dengan Omega antik yang sejak tahun 1997 membuat saya menjadi 'ketagihan' untuk mengoleksi. Seiring dengan waktu, saya semakin selektif dan tidak lagi emosional ketika hendak meng-akuisisi sebuah jam antik. Saya akan beli memang sejak pertama lihat hati saya sudah terpikat atau omega antik yang kondisinya masih cantik (bukan berarti mulus) sesuai dengan umurnya.

OMEGA Seamaster ini adalah salah satu Omega antik yang ketika pertama kali melihatnya saya langsung terpikat. Ketika saya berkunjung ke toko seorang teman di Surabaya, saya melihat jam ini di etalase-nya, dan seketika itu juga saya lihat dan pegang terus. Sebenarnya saya kurang suka dengan jam yang bernuansa kuning, tapi entah kenapa Omega gold capped ini begitu cantik (di mata saya) dan klasik.

Hal pertama yang membuat saya terpikat adalah desain jarumnya yang unik dan tidak banyak dijumpai dalam desain Omega antik pada umumnya. Bentuknya lancip seperti leaf hands tapi ada perbedaan sedikit pada detailnya. Dial sudah terlihat ada perubahan warna yang merata dan 'berjerawat', bukti bahwa jam ini masih menggunakan original dial dan menua secara alami. Indeks terbuat dari gold dan beberapa bagian sudah terlihat memerah, hal yang umum terjadi pada material yang terbuat dari emas. Saya tidak berani membersihkannya karena memang begitulah proses alaminya.

Omega ini menggunakan automatic movement full rotor dengan calendar Cal.503 yang merupakan movement full rotor generasi awal yang dikenal bandel. Case back model cungkil dan saya tidak berani untuk membukanya karena saya lihat kondisi caseback masih sangat bagus dan sudut-sudut-nya masih 'siku' menunjukkan kalau jam ini dirawat dengan baik dan tidak sering dipoles. Mika jam masih original. Magnifier diatas tanggal dalam posisi yang perfect dan dalam kondisi yang masih baik.

Dari informasi yang saya dapat dari teman, jam ini sebelumnya milik seorang penggemar jam antik di Surabaya yang memang sangat selektif dan telaten dalam merawat koleksi-koleksinya. Beruntung, salah satunya mampir sebagai koleksi saya. Semakin sulit untuk mendapatkan Omega antik dalam keadaan yang masih bagus (sesuai usianya) karena banyak jam-jam antik di negeri ini dibeli oleh pedagang luar dan dijual dengan harga yang lebih mahal.

VOSTOK Kronometrofilia in Action!

Sejak beberapa bulan lalu saya terima jam ini, saya jarang sekali memakainya dan lebih sering berada di pergelangan istri saya karena memang dia suka sekali dengan desain jam ini. Hari Senin lalu, saatnya saya mencoba VosKron ini dengan melakukan tes water resist dengan cara membawanya berenang. Selama ini saya lebih sering dan lebih yakin untuk memakai jam G Shock atau Seiko Diver untuk berenang karena yakin akan kemampuan water resist-nya.

Saya tidak pernah berenang dengan menggunakan jam produksi Rusia karena saya kurang yakin dengan ketangguhannya. namun karena jam ini saya beli dari baru dan informasi dari produsen jam yang mengatakan bahwa jam ini memiliki kemampuan menahan tekanan sampai 10 BAR, maka saya beranikan diri untuk memakainya ketika berenang. Dan ternyata sama sekali tidak masalah!...

Sunday, October 23, 2011

PANERAI PAM 312 Luminor 3 days Automatic

Sejak pertama kali diluncurkan PAM 312 pada tahun 2009, saya sudah terpesona dengan desain casingnya yang sangat seksi dan klasik. Luminor ini diperkenalkan kepada publik pada gelaran Salon Internationale de Haute Horlogerie (SIHH) tahun 2009, yang langsung menyabet perhatian para penggemar jam terutama fan berat Panerai. Hal ini karena, selain menggunakan inhouse movement pertama kali, desain casing 312 berbeda dengan panerai generasi sebelumnya. Desain casing baru panerai mengambil ide dari casing tahun 1950 yang pernah diproduksi untuk kepentingan militer.

Casing 1950 dibuat lebih berkarakter dengan menambahkan beberapa lekukan pada sudut-sudut casing. Apabila diperhatikan, casing 1950 dibuat dengan 2 jenis finishing yaitu brushed dan polished steel. Finishing yang konttras ini membuat lekukan jam dan penampilan keseluruhan menjadi lebih berkarakter. Kristal corundum dibuat tidak sedatar generasi sebelumnya tapi tidak juga cembung seperti tipe panerai yang lain. Penentuan sudut antara lugs dan casing dibuat seperti 'berlawanan' arah. Lugs model down turn, sedangkan pinggir casing dibuat seolah menyudut keatas (lihat gambar bawah). Perbedaan finishing Bezel dan casing terlihat jelas dimana bezel dibuat dengan finishing polished steel.


Pada sisi yang lain terlihat jelas bagaimana orientasi sudut casing dan lugs dibuat berlawanan. Seolah casing berbentuk seperti mangkok yang memiliki pegangan di pinggirn-nya. Memang sepintas desain casing 1950 terlihat lebih tambun dari casing panerai biasa. Dan itulah uniknya!


Seperti halnya Panerai modern lainnya, dial 312 ini menggunakan sandwich dial berwarna black matte (hitam tidak mengkilat). Penggunaan jenis warna ini pada setiap jam panerai dimaksudkan agar penglihatan ke dial bisa lebih jelas, dan ini dipertegas lagi dengan penggunaan anti reflective coating pada lapisan corundum. Jarum model baru pada 312 ini saya suka karena bentuknya lebih besar dari panerai biasa sebelumnya dan ini, menurut saya, menambah maskulinitas jam ini dan sesuai dengan dimensinya yang besar.


312 menggunakan untuk pertama kalinya automatic inhouse movement Cal.P 9000 yang memiliki power reserve selama 3 hari (72jam). Movement ini memiliki feature tanggal dan penunjuk detik yang terpisah (sub second), yang merupakan salah satu ciri khas dari panerai. Salah satu hal yang saya sukai dari desain 312 ini adalah tidak adanya magnifier pada corundum untuk melihat tanggal lebih jelas. Karena bagi saya, dengan adanya magnifier pada kristal corundum membuat penampilan jam sedikit 'terganggu'. Panerai dengan sangat baik mendesain automatic Cal.P9000 ini dengan membuat penampilan movement yang 'bersih' dengan menutup sebagian besar permukaan jam dengan plate. Kesan yang muncul dari desain cerdas seperti ini adalah movement yang kokoh.

PAM 312 menjadi favorit saya karena desainnya yang klasik dan bersih. Dengan diameter 44mm jam ini terlihat lebih gendut karena desain casing yang memiliki sudut yang melengkung. Berbeda dengan casing biasa yang berukuran 44mm juga, penampilannya tidak 'segemuk' casing 1950. Dengan desain lugs yang melengkung ke bawah (down turn), PAM 312 terasa nyaman ketika dipakai di pergelangan.

Wednesday, October 19, 2011

SEIKO Ananta Automatic Chronograph SRQ003

Suatu hari saya melihat sebuah tayangan yang sangat menarik di sebuah TV kabel. Tayangan itu menceritakan filosofi sebuah pedang Katana dan proses pembuatannya yang sangat rumit, membutuhkan waktu dan ketelitian yang tinggi hingga menghasilkan sebuah mahakarya yang sempurna bagi sebuah pedang. Pada hari yang lain, saya melihat sebuah berita yang mengatakan bahwa Seiko akan memproduksi sebuah jam yang prinsip desainnya mengacu pada filosofi pembuatan Pedang Katana dan dari prototype desain yang diperlihatkan memang sangat terlihat unik dan penampilan sebuah Katana terlihat jelas pada hampir keseluruhan elemen desain jam itu. Seiko itu diberi nama: ANANTA. Sejak saat itu saya punya keinginan kuat untuk memiliki sebuah jam yang sarat dengan filosofi ini, dan ternyata Seiko Indonesia memasukkan tipe ini juga!

Seiko ANANTA pertama kali diperkenalkan pada BASEL World tahun 2009. Ananta ini masuk dalam jajaran Ellite Collection Seiko yang menggunakan high grade mechanical movement dan teknologi terkini dalam pembuatannya. kata ANANTA diambil dari bahasa kuno Sansekerta yang artinya 'Tak Terbatas/ sangat besar' dan kata ini dipakai untuk menggambarkan semangat untuk mencapai 'kesempurnaan' desain dan filosofi dari sebuah Seiko Ananta. Para desainer dan teknisi Seiko tidak memiliki batasan dalam menciptakan sebuah desain yang secara estetika dan teknologi selalu mengutamakan kesempurnaan.

CASING

SEIKO ANANTA memiliki desain yang sangat khas dan unik yang belum pernah dilihat pada desain jam manapun di dunia. Prinsip desainnya mengacu pada lengkungan pedang Katana. Desain casing dibuat besar dengan diameter 46mm dan tebal 15mm. Dengan dimensi seperti ini, sebuah ANANTA terlihat berotot, besar dan sangat maskulin. Mungkin bagi orang yang memiliki pergelangan tangan kecil tidak akan merasa nyaman dengan dimensi ini. Meskipun berdimensi besar, namun ANANTA ini terasa nyaman ketika dikenakan, mungkin karena desain caseback yang melengkung mengikuti permukaan pergelangan tangan pengguna. Aapabila dilihat dari sisi samping terlihat parabolic curve yang terlihat jelas dan memang desainnya terlihat menyerupai ujung sebuah pedang Katana yang meruncing pada satu sudut.

Desain casing ANANTA memiliki 2 buah komponen. Pertama base casing yang berfungsi sebagai 'dudukan' bagi movement dan casing atas (yang berwarna hitam) dan juga bezel. Desain casing utama pada bagian samping memiliki 3 jenis permukaan. Yang frontal pada sisi casing di poles secara khusus dengan metode 'blade polishing' yang hanya dilakukan oleh 5 master hand polishing di Seiko. Metode ini memang khusus dan tidak semua teknisi di Seiko memiliki keahlian itu. Sisi yang melengkung menggunakan finishing brushed polished dan lengkungan terakhir yang menghadap kebawah diberi finishing polished juga. "Blade polishing' sangat berbeda dengan metode poles pada jam pada umumnya karena hasil poles nya membuat permukaan casing menjadi seperti kaca dan memantul dengan sempurna bayangan di depannya.

Desain lugs dibuat seperti ujung mata pedang Katanan dengan desain yang khas dan terlihat kokoh. Kalau dilihat dari desainnya terlihat bahwa desain lugs ini mengecil diatas dan melebar di bawah sehingga terlihat jam ini lebih kokoh dan stabil. Untuk membuat casing seperti ini, SEIKO membuat mesin CNC khusus yang dibuat secara inhouse oleh para teknisi Seiko karena mesin CNC yang beredar tidak ada yang bisa untuk membuat dan membentuk casing seperti yang dimiliki oleh ANANTA ini.


JARUM DAN INDEKS

Detail desain jarum dan indeks tidak terlepas juga dari konsep dan filosofi pedang Katana. Bentuk jarum jam dan menit menyerupai bentuk pedang Katana dan dibuat 'setajam' pedang tersebut. Ketajaman dan sudut yang membentuk desain jarum ini membuat jarum jam lebih mudah dilihat walau dalam pencahayaan yang minim. Hal ini dimungkinkan karena pantulan cahaya ke jarum juga sudah diperhitungkan dan juga jenis polishing yang dibuat lebih berkilat. Demikian juga dengan indeks hour marker yang dibuat seperti desain jarum jam. Sudut yang dibentuk dan jenis polishing indeks membuat indeks lebih mudah terbaca.


CROWN dan KENOP

Desain Crown dan kenop chronograph ini sungguh menyita perhatian karena desainnya yang sangat tidak biasa. desain crown utama dibuat dengan filosofi desan dari pegangan pedang Katana dan dibuat dengan tingkat akurasi cutting yang sempurna. Seiko mengatakan sebagai "The Crown is cut as precisely as if by Katana Blade!". Desain crown cukup besar sehingga mudah ketika akan digunakan untuk adjust jam dan tanggal. Desain kenop chronograph menyerupai pedal mobil. Desain ini juga sangat memudahkan pemakai ketika akan mengaktifkan dan mematikan chronograph. Dudukan kenop dan crown yang sedikit lebih tinggi membuat crown dan kenop tidak mengenai tangan ketika dikenakan. Jam ini menggunakan sapphire crystal yang diletakkan sedikit lebih tinggi dari bezel. Kristal diberi lapisan anti reflecting yang membuat pandangan ke dial menjadi lebih jelas.


RANTAI

Dengan dimensi dan bobot yang besar dan berat, maka desain rantai juga turut andil dalam memastikan komposisi dan kenyamanan jam ketika dikenakan. Ananta menggunakan desain casing yang menurut saya sederhana dan memiliki dimensi yang proporsional dengan lebar dan besar jam. Ukuran lugs 24mm dengan lebar di ujung rantai 22mm. Folding claps terlihat sederhana. Saya setuju dengan pendekatan ini karena biarlah jam ini 'berbicara' dari desain casing dan penampilan keseluruhan dan tidak perlu sampai mendesain rantai yang desainnya juga 'sophisticated'.


MOVEMENT

Seiko memproduksi sebuah movement dengan caliber 8R28 yang merupakan inovasi terakhir dari Seiko untuk mekanikal chronograph. Movement caliber ini pertama kali digunakan oleh Seiko Velatura automatic chronograph ref.SRQ001 dan saat ini digunakan juga oleh Seiko Brightz Phoenix. 8R28 merupakan high beat movement dengan vibrasi 28,800 bph 34 jewels dengan power reserve 45 jam. kalau diperhatikan bentuk rotor-nya berbeda dengan rotor pada umumnya karena desain ini mengacu juga pada bentuk grip pedang Katana.


Secara overall saya suka dengan desain Ananta ini dan terlihat kokoh. meskipun masih belum terbiasa dengan bobot dan dimensi jam-nya, secara umum masih terasa nyaman ketika dikenakan karena casing jam menempel dengan baik di pergelangan tangan. Saya sih ingin sekali waktu punya seiko yang menggunakan Spring Drive movement dan saya lihat beberapa tipe Ananta sudah menggunakan jenis movement yang hebat ini.

Friday, October 7, 2011

OMEGA Seamaster Cal.565

OMEGA vintage sudah menjadi kegemaran saya sejak lama karena merek ini memiliki variasi desain yang menarik, movement yang handal dan sejarah merek yang dihormati dalam dunia horologi. Terutama periode tahun 50-60an, dimana masa keemasan Omega didapat karena pada periode itu Omega memproduksi beberapa movement terbaik pada jamannya.

Khusus untuk Omega vintage, keberadaannya saat ini semakin sulit. Selain jumlahnya yang terbatas (mungkin karena faktor usia), akhir-akhir ini semakin banyak orang yang meminati untuk mengoleksi omega antik. Tidak hanya orang-orang dari dalam Indonesia tapi juga semakin banyak dan sering berkunjung adalah pedagang-pedagang dari negara tetangga. Karena itu, ketika melihat sebuah Omega antik yang masih dalam keadaan mulus akan membuat hati berdegub kencang dan mata berbinar-binar. Begitu juga ketika saya mendapatkan sebuah Omega Seamaster antik cal.565 dari seorang teman di Surabaya ini!

OMEGA Seamaster yang saya dapat ini ternyata memiliki desain yang serupa dengan Omega seamaster chronometer Cal.564 yang saya miliki sebelumnya. Desain kedua jam ini memang serupa karena diproduksi dalam periode waktu yang sama. Bedanya hanya pada movement yang digunakan. Omega seamaster chronometer menggunakan movement chronometer yang digunakan khusus untuk seri Constellation. Sering disebut bahwa Omega Cal.564 adalah salah satu the best movement yang pernah dibuat oleh Omega pada saat itu.

Kedua Omega ini (Cal.565 dan 564) masih menggunakan mika original bawaan dari jam ini. Cyclop (magnifier) pada mika jam ini masih terlihat bagus.

Salah satu ciri khas Omega pada periode 50-60an adalah desain dan jenis rantai yang digunakan. Orang sering menyebut jenis rantai ini sebagai 'beads rice' atau orang kita menyebutnya sebagai 'rantai beras' karena model desain rantainya memang seperti butiran beras yang dirangkai jadi satu. Rantai jenis ini nyaman saat dikenakan karena lentur dan seperti 'memeluk' tangan.