Thursday, November 1, 2007

Collecting Vintage Watches: The Challenges

Rekan-rekan penggemar arloji antik, saya ingin berbagi pengalaman dan pendapat perihal mengoleksi arloji antik.

1. Menurut saya dunia arloji antik tidak berkembang. Indikasinya adalah sebagai berikut:
Ketersediaan arloji antik semakin lama semakin berkurang. Dibandingkan dengan keadaan 5 tahun yang lalu, terasa jauh sekali perbedaannya. Mengapa demikian?
(a) karena arloji antik tidak lagi diproduksi, jadi wajar saja semakin lama akan semakin habis.
(b) karena arloji antik banyak sekali dibeli oleh pedagang luar dan orang-orang kita yang kadang secara borongan menjual langsung keluar, jadi ketersediaan di dalam negeri secara perlahan juga tergerus.

Pasar arloji antik dari sisi konsumen hanya kuat di Eropa dan Jepang. Karena itu, pedagang dari kawasan lain (Malaysia, Vietnam dan Thailand) sudah lama mencari arloji antik di Indonesia untuk dipasarkan kembali ke kawasan Eropa dan Jepang. Saya kira di ketiga negara asal pedagang itu (termasuk juga Singapura) pasar domestik mereka tidak begitu kuat. Dan mereka hanya berlaku sebagai negara pemasok saja dan konsumen mereka sebagian besar dari luar negara mereka atau juga konsumen domestik yang benar-benar berduit dan gila arloji antik. Tapi jangan salah, walau hanya sebagai pemasok, margin keuntungan yang mereka dapatkan cukup tinggi juga.

OK, kalau ketersediaan arloji antik makin berkurang mengapa kita masih mememui arloji antik di pasaran kita? Jawabannya kemungkinan seperti beriku:,
(a) masih ada barang-barang dari daerah lain (jawa timur, jawa tengah dll) meskipun kondisinya sering tidak utuh (kondisi mati, dial jelek, komponen hilang dll)

(b) masih banyak barang yang berada di tangan kolektor, kadang-kadang mereka juga melepas ke pasar dengan berbagai alasan (bosan, punya double, butuh duit dll),

(c) banyak barang re-kondisi, aspal, frankenwatch, kanibal, atau apapun namanya masuk pasar. Jadi seolah olah "masih banyak barang di pasaran" tetapi menurut saya orisinalitasnya meragukan.

B. Dunia arloji antik tidak berkembang karena komunitas penggemar juga tidak berkembang. Orang-orangnya datang dan pergi. Tidak adanya wadah dan kegiatan akan dapat membuat ikatan antar penggemar longgar. Bahkan kolektor tingkat tinggi justru tidak ingin dikenal (ada beberapa pejabat dan artis). Selain itu, persaingan antar penggemar juga ketat, bersaing memperebutkan barang dan mendapat akses ke penjual (sumber). Mengapa banyak pendatang baru sulit bertahan? Karena pendatang baru sering salah beli (kemahalan, barang palsu, barang tidak kolektibel dsb) sehingga mereka kapok dan tidak melanjutkan hobi ini. Seharusnya ada pembinaan terhadap pendatang baru sehingga mereka tidak kejeblok.

C. Dunia arloji antik tidak berkembang karena keadaan ekonomi secara umum lesu. Harga arloji antik sangat tinggi untuk ukuran pendapatan rata rata orang Indonesia (untuk merek-merek tertentu), sehingga daya beli cenderung sensitif.

D. Penggemar arloji antik masih berorientasi kepada merk (khususnya Rolex), sehingga merk di luar Rolex sulit mendapat tempat. Sebenarnya hal ini terkait dengan butir C di atas. Karena alasan ekonomi, penggemar lebih cenderung mengoleksi yang nilai ekonominya lebih menguntungkan. Kalau punya Rolex, begitu butuh uang gampang dicairkan. Jadi sifat dunia arloji kita masih 90% berorientasi kepada profit seeking. Kaum spekulan dan pedagang lebih dominan daripada yang benar-benar penikmat.

Mengembangkan komunitas penggemar arloji antik tidak mudah, karena faktor domisili dan faktor kesibukan. Kita sudah sangat tertolong oleh adanya internet ini. Selain itu, karakteristik penggemar juga macam-macam, ada yang senang segala macam merk, ada yang merk tertentu, ada yang senang barang yang murah saja dan juga ada yang mengkoleksi barang-barang yang mahal. Bagaimana menjembatani itu semua? Saya belum tahu jawabnya.

Mengoleksi arloji antik saat ini lebih banyak tantangannya. Selain faktor-faktor yang saya uraikan di atas, yang paling rumit saat ini adalah membedakan tingkat orisinalitas suatu barang. Karena ini adalah kegiatan yang terkait dengan uang dalam jumlah cukup besar maka banyak pihak berusaha mengisi kekosongan pasar dengan membuat arloji aspal. Teknologi dan keterampilan saat ini jauh lebih maju dibandingkan beberapa tahun lalu. Rolex palsu sudah halus sekali dan canggih buatannya. Semakin kolektibel semakin sensitif terhadap kondisi, jadi harus benar-benar jeli. Barang kolektibel pun dipengaruhi oleh trend dan spekulasi. Bisa jadi dalam beberapa tahun berubah, harga anjlok, harga lompat dsb. Kalau mau jadi penggemar murni silakan, tetapi kalau mau belajar jadi spekulan dikit-dikit berarti harus belajar "ilmu" lain lagi.

Posting ini ditulis oleh Bang Marga, seorang penikmat dan pemerhati arloji antik yang tinggal di Bogor.

No comments: