Sunday, March 2, 2008

Replica Watches by "Agen M"

Saya termasuk awam soal arloji replika. Baru2 ini saya melihat omega chronograph broad arrow replika bagus sekali, sangat mirip dengan aslinya. Yang mudah kita bedakan segera hanya dua hal, radiumnya kelihatan murahan dan mesinnya polos (tidak ada tulisan apapun). Di luar itu, penampilan dan ketepatannya pun OK. Saya malah dapat info dari teman di Luar Negeri bahwa yang demikian itu banyak dibeli karena selain yang asli terlalu mahal, jika hilang pun tidak terlalu menyesakkan dada. Sang teman juga memberi tahu bahwa jika kita memakai arloji asli yang harganya ribuan dolar justru si pemakai merasa tidak nyaman di tengah teman-temannya karena ketahuan bahwa dia punya uang banyak untuk membeli arloji mewah.

Yang membuat saya terkejut adalah bahwa ternyata kualitas replika arloji antik pun semakin "baik". Saya tidak tahu bagaimana detailnya, apakah mesinnya pun polos atau menggunakan mesin asli tetapi casing, dial, dan lain lainnya dibuat replika? Dalam satu tahun terakhir ini memang saya lebih sering merasa "curiga" dengan arloji antik yang beredar. Saya sering bertanya pada diri sendiri, masak sih arloji kuno tidak habis-habis? Seharusnya seiring dengan berjalannya waktu, jumlah arloji antik/kuno harusnya semakin punah. Tetapi kenyataannya masih sering saja atau masih cukup banyak saja arloji antik kuno saya jumpai di pasaran. Memang ada beberapa penjelasan tentang hal itu (pernah saya ulas pula di milis arloji antik), apakah itu muntahan dari para kolektor ataupun arloji kanibal (frankenwatch) . Tetapi kadang pula saya berpikir, tidak mustahil arloji-arloji itu sebenarnya adalah replika atau paling tidak rekondisi.


Saya kira perlu ada definisi yang lebih jelas tentang apa itu arloji replika, arloji franken (frankenwatch) , dan arloji rekondisi. Saya mengundang rekan-rekan lain yang lebih paham soal ini. Saya ingin berbagi cerita dari pengalaman saja. Suatu hari saya pernah pesan dari kolektor di LN jarum jam omega krono antik. Akhirnya kawan saya itu membelikan untuk saya satu set. Saya tanya apa itu asli? Sambil tertawa dia bilang, "mana ada yang asli? Pabrik-pabrik kecil di Swiss dan di beberapa negara di Asia berlomba membuat spare part "replika" yang cocok digunakan untuk tipe-tipe arloji antik yang marketnya kuat. Karena si pabriknya sendiri (misalnya Omega) sudah tidak memproduksi lagi maka celah pasar seperti ini yang diincar oleh produsen-produsen itu."

Namanya aftermarket. Dia bilang 90 persen bezel untuk rolex GMT 1675 yang merah biru atau hitam-hitam itu sebenarnya aftermarket. Demikian pula jarum Rolex, dial untuk datejust dsb, semua itu sudah diproduksi oleh perusahaan-perusahaan non-Rolex. Coba perhatikan, katanya, jika kita jejerkan Rolex antik 1601 atau 1675, maka selalu saja ada perbedaan antara satu dial dengan dial lain, baik perbedaan teknis atau perbedaan "aura". Saya tidak tahu informasi ini valid atau tidak, tetapi tampaknya seperti peribahasa mengatakan ada gula ada semut maka demikian pula semakin tinggi nilai suatu produk tentu semakin banyak orang merasa tergiur untuk ikut mendapat keuntungan, termasuk dengan membuat spare part replika dsb.



Pernah pula saya mengetahui mesin Rolex yang rusak (waktu itu cal 1530) ternyata dapat pula diganti dengan spare part dari arloji merek lain, jalan lancar meskipun tidak bisa tepat sempurna (sehari meleset beberapa menit). Pernah pula saya mengetahui beberapa tipe Titus ada yang bezelnya ternyata cocok jika dipindahkan ke Rolex 1500 !!! Sebuah website yang khusus membahas Omega Constellations bahkan pernah menyebut Indonesia sebagai negara yang paling "ulung" dalam mengacak-acak mesin arloji antik. Mesin omega biasa dapat dibikin seolah-olah mesin omega constellation chronometer! !! Dalam website itu dijelaskan pula bagaimana membedakan mesin yang benar-benar Omege connie chronometer dengan mesin-mesin Omega "buatan Indonesia" wah...selain terkenal dengan credit card fraud ternyata Indonesia terkenal dengan soal mengubah-ubah mesin!!

Lantas bagaimana membedakan yang benar-benar asli dengan yang replika? Jika yang replika semua tentu mudah dibedakan, karena arloji replika dibuat tidak untuk menipu konsumen, tidak pula dimaksudkan untuk "menggantikan" yang asli. Arloji replika dibuat supaya lebih terjangkau daripada beli yang asli. Yang repot adalah arloji kanibal, frankenwatch, atau apalah namanya. Soal instink dan pengalaman berperan besar disini. Karena sudah sering melihat yang asli maka setiap melihat yang tidak asli kita bisa merasa ada kejanggalan, meskipun seringkali kita tidak bisa menjelaskan dengan kata-kata dimana letak kejanggalan itu. Kadang hanya feeling saja.


Saya pernah melihat bagaimana huruf-huruf di atas dial bisa ditulis ulang dengan sempurna (digrafir). Waktu di Singapore saya sempat mempelajari bagaimana perbedaan antara yang digrafir biasa atau yang digrafir dengan kualitas sangat baik. Kalau soal grafir, redone atau bahkan dial replika sudah kita kuasai, bagaimana dengan casing? Wah ini juga memerlukan keahlian, apakah casingnya juga dibuat replikanya atau masih casing asli. Di website ada banyak sekali info soal casing omega palsu, atau asli tapi dipasang ke tipe yang lain. Capek sekali mempelajarinya. Beberapa cara bisa dipakai termasuk mencocokkan nomor produksi yang ada di dalam tutup belakang, tetapi informasi yang bisa mengkonfirmasi data itu pun tidak banyak.

Kadang kita hanya mengandalkan "fatwa" dari para pakar yang sudah berpengalaman (biasanya mereka membuat ulasan-ulasan di internet), tetapi darimana dasar para pakar itu membuat ulasan, apa dari pengalaman atau buku-buku, riset atau konfirmasi dari pabriknya? Kalau dapat konfirmasi dari pabriknya wah sulit sekali. Rolex dan Omega katanya diam seribu bahasa jika ada yang bertanya soal ini itu yang menyangkut produk mereka di zaman dulu (antik/kuno) . jadi mereka menyerahkan pada para kolektor sendiri untuk mencari-cari tahu. Justru kalau si pabrik sudah turun tangan memberi penjelasan ya sudah tidak seru lagi.

Arloji antik replika bukan hal baru. Sejak dulu sudah ada. Tetapi yang buatan dulu lebih mudah ketahuan, yang sekarang makin sulit dibedakan. Mungkin kita pernah mendengar bahwa pedagang dari luar datang ke Indonesia memborong apa saja, termasuk arloji yang sudah rusak tidak karuan, katanya untuk spare part. Sebenarnya tidak mustahil bahwa arloji merek apapun dari zaman dulu mesti ada satu dua yang cocok dan bisa digunakan sebagai spare part untuk arloji bernilai tinggi. Jadi makin hari makin sulit menemukan arloji yang benar-benar genuine. Yang paling sering dipalsu tentu saja yang punya nilai ekonomi tinggi, misal Rolex atau Omega Constellation all gold. Beruntunglah bagi mereka yang sempat punya arloji yang semuanya genuine dari masa lalu.

Saya punya Omega perang dunia II yang digunakan pasukan sekutu. Bagus sekali. Asli atau tidaknya saya percayakan pada si penjual yang punya reputasi tinggi di dunia arloji antik kelas internasional. Waktu dia jual ke saya dia cuma bilang, "ini asli, saya pertaruhkan reputasi saya." Ya sudah. Percaya saja sama jaminan dia. Demikian pula waktu saya beli keramik dinasti Ming atau Ching, karena saya tidak tahu asli tidaknya si penjual bilang gini, "saya sudah jual barang kayak gini selama 37 tahun dan kita sudah berteman bertahun-tahun, tidak mungkin saya bohongin you." Intinya, kepercayaan juga penting, tetapi bila akhirnya kita tahu itu ternyata palsu juga yahhh, jangan betemen lagi ama dia. Cari temen lain aja deh!.

Tulisan ini pernah ditampilkan "Agen M" di milist arloji antik.

No comments: