Saturday, January 2, 2010

Fase 3: Lebih Fokus, Selektif dan 'Naik Kelas'

Kecenderungan untuk lebih fokus pada Fase 3 ini semakin besar, hal ini kemungkinan didasari atas analisa yang mendalam terhadap sebuah merek, kecintaan akan jenis jam tertentu, ada nlai sentimentil terhadap brand tersebut atau juga dilihat dari sisi investasi. Seperti halnya seorang rekan yang fokus utamanya adalah Rolex antik terutama yang sport seperti GMT, Submariner dan Explorer. Gambar diatas adalah beberapa buah koleksinya dari seri Rolex GMT. Keyakinan akan nilai investasi yang lebih pasti dibandingkan merek lain yag sejenis membuatnya memutuskan untuk fokus hanya pada tipe-tipe Rolex sport antik saja. Dan memang pendapatnya cukup valid dilihat dari pengalamannya selama ini, merek Rolex lebih 'gampang dijual' daripada merek lain. Jam Rolex sudah tidak ada bedanya dengan komoditas lain yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.

Pada tingkatan ini, terjadi juga apa yang disebut sebagai 'naik kelas'. Seperti halnya sekolah yang selalu ada kenaikan kelas setiap tahun. Dalam mengkoleksi jam antik juga mengenal 'kenaikan kelas'. Seseorang yang awalnya mulai mengoleksi dari merek-merek low-end mulai melirik ke merek mid-end yang tentu saja setelah melihat perkembangan kemampuan finansial. Naik kelas ini bisa saja berpindah orientasi merek atau juga dalam satu merek yang sama tapi tipe yang berbeda yang tentu saja lebih mahal. Contoh naik kelas dalam satu merek: Beberapa rekan yang memang sejak awal menggemari Rolex seri entry level seperti Oysterdate dan Datejust, mulai melirik ke tipe lain yang dianggap kelasnya lebih tinggi dari tipe yang dia miliki sebelumnya. 'Lebih tinggi' disini bukan berarti keluaran produk yang lebih muda, tapi bisa juga malah produksi yang lebih tua, atau tipe yang sama sekali berbeda. Contohnya adalah Thunderbird 1625 seperti pada gambar dibawah. Tipenya sama-sama Datejust tapi karena penggunaan rotating bezel membuat tipe Datejust ini seperti sekelas lebih tinggi dari datejust biasa yang seusia dan memang harga tipe ini di pasaran international juga lebih tinggi dari tipe datejust biasa dan semakin naik setiap tahun.
Contoh 'naik kelas' lain dalam satu merek adalah seperti contoh jam dibawah, sebuah Grand Seiko antik produksi awal tahun 70-an. Grand Seiko (GS) adalah kasta tertinggi dalam jajaran produk Seiko. karena memang seiko membuat jam untuk segala lapisan segmen pasar. Untuk mendapatkan sebuah GS keluaran baru di toko tidak cukup hanya dengan dana Rp.20 juta, apalagi untuk sebuah GS dengan feature GMT dihargai Rp.54 juta di sebuah Agen resmi Seiko di Jakarta. Karena itu GS antik menjadi sasaran utama karena harganya sangat jauh dibandingkan dengan harga yang baru. Walaupun kalau dibandingkan dengan harga seiko tipe lain, harga GS ini juga jauh lebih mahal. Seorang rekan bilang, kalau belum punya GS seolah belumlah afdol disebut sebagai penggemar Seiko!. Seorang rekan yang saya tahu pasti fans berat Seiko berkeras untuk titip kepada rekan yang lain untuk membelikan sebuah Seiko Diver di Jepang. Karena untuk mendapatkannya di Indonesia saat itu sulit sekali karena agen resmi belum memasukkannya ke Indonesia. Dan begitu jam sudah diterima, rasa penasarannya terbayar sudah karena memang jam itu bagus sekali baik dari segi desain maupun dari kualitas buatannya.

Untuk mendapatkan sebuah GS antik jauh lebih sulit dan menantang daripada mendapatkan GS keluaran baru (tentu kalau uang bukan lagi jadi kendala). Keberadaan GS di Indonesia tidak banyak diketahui. Mungkin banyak yang punya tapi semuanya hampir samar dan tersembunyi. Sebagian besar rekan yang memiliki GS atau seiko high-end lain mendapatkannya dari luar negeri seperti Hong Kong, Jepang atau melalui ebay. GS juga tidak banyak diketahui oleh para pedagang tradisional jam terutama di kota-kota di luar Jakarta. Seorang rekan mendapatkan GS day-date di sebuah pasar loak dengan mahar sebesar Rp.400 ribu saja karena si penjual menganggap GS ya sama saja dengan Seiko jenis lain. Dia jual 400 ribu juga karena di case back ada emas nya!
Kalau naik kelas lintas merek sudah lah lazim. kalau awalnya gemar mengumpulkan Mido, sekarang mulai melirik Omega antik tapi koleksi Mido tetap dilanjutkan. Atau awalnya koleksi Titus, mulai melirik ke Rolex dan semua koleksi Titus dan Titoni (karena biasanya merek ini berpasangan dikoleksi) dijual untuk bisa mendapatkan sebuah Rolex. Atau kalau sudah awalnya koleksi Rolex, mulai melirik ke merek-merek seperti Jaeger, Vacheron dll.

Saat diri sudah merasa (cukup) puas dengan semua koleksi yang dimiliki, atau karena sudah sangat jarang ditawari jam antik lagi maka biasanya mulai ada kejenuhan dengan koleksi yang ada. Entah jenuh karena merasa koleksinya itu-itu aja atau karena ingin cari tantangan lain dengan mulai meng-eksplorasi merek lain. Bisa saja merek lain yang baru akan dimasuki itu dari merek-merek dan jenis jam yang juga antik atau malah dari merek-merek baru. Seperti jam dibawah ini. Panerai memang fenomenal. Saya bukan bicara mengenai produknya tapi apa yang terjadi dengan mereknya. Tidak butuh waktu lama bagi merek ini untuk bisa mencuri perhatian para penggemar jam sampai akhirnya terpikat dan menjadi penggemar fanatik: Paneristi. Tidak ada sebuah brand-pun yang memiliki jaringan penggemar fanatik seperti Panerai Tidak sedikit suara yang mengatakan bahwa eforia Panerai tidak akan lama karena ini hanya booming sesaat saja, tapi juga masih banyak yang yakin bahwa merek ini bakal semakin kuat dalam dunia horologi. Entah mana yang benar, kita lihat saja perkembangannya. Tapi saya akui memang jam Panerai itu khas dan unik..

Saat ini kondisi sudah sangat berbeda. Peran internet terutama blog rekan-rekan pe-hobi jam antik semakin banyak dan semakin banyak pula yang akhirnya terpikat untuk kemudian terjun untuk menggeluti hobi ini. Banyak yang sudah yakin dengan keputusan akan hobi barunya, tapi tidak sedikit juga yang masih ragu dan masih melihat situasi. Karena peminat semakin banyak sedangkan pasokan jam tidak banyak berubah, akhirnya hukum ekonomi supply-demand berjalan. Harga mulai beranjak naik dengan pasti, bahkan untuk beberapa merek dan tipe naiknya terasa signifikan. Namun tidak semua jam antik berharga mahal dan memiliki value tinggi. Saya beberapa kali mendapatkan email atau sms yang menawarkan sebuah jam antik dari merek Seiko atau Mido yang harganya mencapai belasan hingga puluhan juta. Mungkin si pengirim beranggapan jam antik itu sama dengan benda antik pada umumnya yang memiliki nilai tinggi, atau juga email yang menawarkan jam antik yang ternyata setelah dilihat dengan seksama adalah jam antik palsu atau franken-watch. Semakin banyak penikmat dan pengumpul jam antik akan terbuka juga peluang bisnis memalsukan jam antik itu sendiri. Dan kalau tidak hati-hati kita akan berulang kali kejeblos di lubang yang sama. Untuk itu bagi setiap orang yang saya tahu baru mulai menggemari hobi ini selalu saya sarankan: BUY THE SELLER NOT THE WATCH..!

No comments: