Tuesday, January 5, 2010

Fase 4: Lebih pasif dan mendalami merek kesukaan

Dalam Fase ini seseorang sudah lebih mature dalam meng-koleksi dan jenis koleksinya. Koleksi utamanya mungkin hanya 2 atau 3 brand dan fokus dengan mengumpulkan dari jenis-jenis yang berbeda. Pada fase ini seseorang tersebut juga mulai pasif dalam melakukan hunting jam antik, tapi lebih mengandalkan networking yang sudah dibentuk selama sekian tahun berkecimpung dalam hobby ini. Mungkin karena waktu untuk hunting yang semakin sedikit, atau karena dia tahu kalau ada barang bagus biasanya langsung dijajakan person to person dan tidak lewat media kios lagi. Atau juga (dan ini yang paling sering), jaringan yang sudah dia bentuk sudah tahu betul jenis dan standard jam yang dia cari, jadi begitu ada jam yang masuk dalam kriteria tersebut, si penjual tersebut akan langsung berikan. Salah satu konsekuensi dari hubungan ini adalah, terkadang kita membeli jam dari pemasok tersebut dari merek-merek yang bukan merupakan fokus kita, tapi jam-jam itu tetap dibeli karena untuk menjada hubungan dengan sang pemasok. Karena kalau kita seringkali menolak jam-jam yang dia tawarkan, bisa jadi lain waktu dia akan memasok ke orang lain.

Karena jaringan yang sudah terbangun baik dengan pedagang maupun sesama penggemar, maka 'pasokan' jam antik selalu saja ada walaupun tidak sesering waktu masih belum fokus. Saya sendiri, saat ini koleksi saya lebih banyak merupakan 'hibah-bermahar' dari sesama penggemar jam antik. Saya lebih nyaman bertransaksi demikian karena saya tahu standar dan kualitas koleksi teman sesama pe-hobi, sehingga tidak ada keraguan atau ketakutan mendapatkan barang palsu atau rusak. Setidaknya kalau dengan sesama penggemar ada rasa tidak enak kalau memberi jam yang tidak bagus kualitasnya. Media lain untuk mendapatkan jam antik yang kita inginkan adalah melalui acara kumpul bareng (Pasar Arloji) yang sudah beberapa kali diadakan oleh komunitas ini. Pada saat acara kumpul-kumpul ini pasti saja ada koleksi yang berpindah tangan baik lewat lelang ataupun jual langsung. Atau kalau tidak, kita lihat mana jam yang kita suka dan lakukan pendekatan personal dengan yang punya...

Karena merek yang jadi fokus sudah tertentu maka segalama jenis jam dari merek yang sama sebisa mungkin dikumpulkan juga. Alhasil, bisa saja seseorang memiliki beberapa buah jam yang sama atau mirip sekali. Contohnya gambar di bawah. Seorang rekan yang fokus pada merek Omega memiliki 6 buah Omega Seamaster dari tahun 70-an yang desainnya sama! tentu saja dengan semakin meningkatnya maturitas dalam meng-koleksi, standar jam yang akan dikoleksi juga meningkat kualitas kemulusannya.

Hal lain yang dilakukan seorang hobbyist jam antik pada fase ini adalah semakin menambah pengetahuan mengenai jam yang menjadi fokus koleksinya. Kegiatan mengeksplorasi merek tersebut melalui internet, buku maupun diskusi dengan rekan sesama hobbyist dapat menambah pengetahuan dan apresiasi terhadap merek-merek tersebut.

Terkadang seseorang yang sudah sedemikian lama bergulat dengan jam antik akan mengalami masa-masa bosan juga. Mungkin bosan dengan jenis jam yang dia miliki atau bosan dengan dunia jam antik itu sendiri. Kalau nggak kuat diri, maka yang terjadi koleksi jam yang sekian banyak itu pelan-pelan akan semakin berkurang karena dijual. Repotnya kalau keinginan untuk koleksi muncul lagi, akan menjadi repot karena semakin sulit untuk bisa mendapatkan kembali jam-jam antik dalam kondisi bagus. Saya yakin banyak dari teman saya yang saat ini tidak pernah lagi melihat koper-koper yang berisi jam-jam antik mereka, karena bosan. Tapi mereka tidak menjualnya, hanya disimpan saja. Dan saat ini lebih asyik bermain-main dengan jenis jam lain yang bisa jadi keluar atau malah berbeda sekali dengan tema koleksi utama mereka. Misalnya, mempelajari G-shock atau jam-jam jenis baru lainnya.

Salah satu kemungkinan yang terjadi pada fase ini adalah, jenis koleksi yang semakin spesifik dan unik. Hal ini dialami oleh beberapa rekan (dan mungkin juga saya). Misalnya saja, ingin mengoleksi Rolex antik yang memiliki jarum jenis pedang (dauphine hands) atau daun (leaf hands). Biasanya jenis Rolex seperti ini merupakan produksi sebelum tahun 1970. Memang Rolex jenis ini bagi saya lebih cantik dan berkarakter daripada Rolex generasi setelahnya yang menggunakan jarum model batang yang digunakan sampai sekarang. Konsekuensi dengan keinginan mengoleksi jam jenis ini adalah keberadaannya yang jauh lebih jarang dari tipe yang biasa dan kondisinya tentu sangat jarang pula yang bagus.

mahal ini.Atau bisa juga karena merasa 'jenuh' dengan koleksi yang ada, maka seorang hobbyist itu membuat 'tema sempalan' yang berbeda sama sekali. Contohnya seperti gambar dibawah. Tema baru dalam koleksinya adalah semua jam dengan dial warna hitam, apapun merek-nya yang penting dialnya hitam. Untuk tema baru ini kemungkinan untuk bisa mendapatkan jam yang sesuai dengan kriterianya lebih besar karena tidak merujuk pada meek-merek tertentu saja. Tema lain yang pernah coba saya lakukan adalah mengoleksi jam dengan tema Diver, tidak peduli jam itu baru atau antik, yang penting jam diver! tapi tema-tema baru itu akhirnya memang tidak bertahan lama karena hanya untuk mengisi kejenuhan saja, sedangkan koleksi utama tetap tak terganggu. Hal ini juga dilakukan oleh teman pertama saya dalam koleksi jam antik ini, meskipun koleksi utamanya adalah Rolex dan Omega, tapi saat-saat ini dia juga membeli merek-merek low-end lama seperti Titus, Nelson dll dalam kondisi yang sangat bagus. Mungkin perlu juga dilakukan hal-hal seperti ini agar ada variasi dalam kegiatan/ hobi yangmahal ini.

No comments: